Usai Pengeroyokan Tim Medis, Ini Kesepakatan Polri dan Dompet Dhuafa
GELORA.CO - Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa melakukan audiensi dengan Kepolisian RI, usai dugaan pengeroyokan yang dilakukan aparat kepada anggota tim medis, dalam kerusuhan yang terjadi Kamis dini hari, 23 Mei 2019.
Pertemuan itu dilakukan oleh Direktur Utama Dompet Dhuafa, Filantropi Imam Rulyawan dengan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat 24 Mei 2019.
Usai pertemuan itu, Imam mengatakan, kedua belah pihak sepakat untuk terciptanya TR (Telegram Rahasia) Mitigasi. Hal tersebut, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan menimpa para tim medis yang sedang bertugas di lokasi terjadi peristiwa kerusuhan seperti 22 Mei 2019.
"Kami datang ke sini untuk audiensi, untuk berkomunikasi, dalam rangka memitigasi, mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang menimpa tim kemanusiaan dalam menjalankan perannya," ujar Imam.
Imam menyayangkan peristiwa yang menimpa tim medisnya kala bertugas. Diketahui, tiga anggota tim medis harus dilarikan ke RSPAD, lantaran mengalami luka-luka yang diduga dipukuli oleh aparat.
"Kami menyayangkan kejadian ini, karena dengan beberapa latar belakang, latar belakang pertama tentu polisi dalam keadaan lelah dan Dompet Dhuafa dalam keadaan lelah. Tim medis kami bisa memahami itu, sehingga kami menyayangkan kejadian itu yang paling penting ke depan tidak terulang," katanya.
Menurut Imam, TR Mitigasi menjadi solusi yang baik untuk lembaga kemanusiaan bergerak di peristiwa-peristiwa yang berpotensi menimbulkan korban.
Imam mengatakan, pihaknya tidak menuntut apapun ke pihak Kepolisian. Peristiwa ini pun dianggapnya telah selesai. "Tidak, tidak ada (tuntutan). Iya (selesai)," ujarnya.
Sementara itu, Dedi mengatakan, hal yang terpenting dalam audiensi itu adalah upaya ke depan untuk menghindari terjadinya peristiwa serupa. Dia pun akan mengajukan pembuatan TR Mitigasi.
Nantinya, tim medis dari lembaga kemanusiaan manapun akan diminta untuk menggunakan identitas yang jelas, harus ada komunikasi dengan Kabid Humas Polda.
Hal itu, supaya Kabid Humas Polda dapat memberitahukan ke Kapolres, agar memberitahukan kepada pasukannya, ambulans dari lembaga mana saja yang akan datang.
Dedi menjelaskan, pada peristiwa 21-22 Mei kemarin, tidak dipungkiri terdapat oknum yang memanfaatkan ambulans untuk menyiapkan alat-alat kerusuhan. Maka itu, pihaknya mengantisipasi penyusup yang datang ke aksi.
Dedi pun berharap, dengan audiensi tersebut dapat membuat kinerja tim medis dan Polri lebih baik. "Ke depan, diharapkan lebih baik," katanya. [vv]
Tidak ada komentar