Sampai Kapan Gaza Membara?
Oleh : Merli Ummu Khila
( Kontributor Media)
Mediaoposisi.com- Mereka bersahur di dunia dan berbuka di syurga, itulah gambaran ramadhan di Gaza Ramadhan seharusnya dijalani ummat Islam dengan sukacita, bulan yang di nanti, bulan penuh kemenangan. Namun pada saat yang sama saudara kita di Gaza harus menjalaninya dibawah hujan rudal dari Isreal laknatullah. Jangankan leluasa bersahur dan berbuka. Setiap saat mereka dihantui kengerian akan serangan Israel.
Dilansir oleh KumparanNews (5 Mei 2019), konflik lintas perbatasan antara Palestina dan Israel di jalur Gaza kembali memanas. Setelah Hamas --organisasi Islam Palestina menembakkan lebih dari 250 roket ke kota-kota dan desa Israel pada Sabtu (4/5), Israel melancarkan serangan balasan dengan tembakan dari tank dan serangan udara yang menewaskan empat warga Palestina.
Derita saudara kita di Gaza seolah tak berkesudahan dan mirisnya dunia seolah tutup mata. Tidak ada upaya menyelesaikan konflik. Berita kematian muslim Gaza seolah berita basi yang enggan ditanggapi dunia. Lalu kemana HAM?. Kemana OKI?. Kemana PBB?. Kemana para pemimpin negeri Islam?. Bagaimana pemahaman mereka tentang jihad?.
Jika saat ini umat muslim di dunia hanya mampu membantu logistik dan jihad perorangan. Dan bukan ini yang mereka butuhkan sesungguhnya
Muslim di Gaza butuh kemerdekaan. Sayangnya dunia Islam saat ini sedang tenggelam dalam lembah hitam kehinaan. Terjajah oleh kafir penjajah dalam setiap aspek kehidupan. Ummat Islam dijauhkan dari keislamannya. Tersandera oleh nasionalisne. Tersekat oleh negara bangsa.
Lalu apa penyebab utama terjajahnya muslim di berbagai negara dibelahan dunia ini? Bukankah populasi muslim terbesar didunia? Mengapa kafir penjajah tidak takut?. Jawabannya karena umat Islam banyak secara kuantitas namun bak buih dilautan. Umat Islam tidak mempunyai satu pucuk kepemimpinan seperti umat nasrani. Tidak ada satu kepemimpinan yang mampu menghimpun umat yang tercerai berai, tidak ada satu kepemimpinan yang melindungi muslim minoritas yang ditindas oleh penjajah.
Terbukti bahwa Organisasi Kerja Sama Islam atau dulunya Organisasi Konferensi Islam(OKI) yang merupakan sebuah organisasi internasional dengan 57 negara anggota tetep saja tidak mampu disegani penjajah. Karena sejatinya mereka berkelompok berdasarkan kepentingan semata.
Siapa yang bisa menyangkal bahwa semua ini hanya mampu diselesaikan oleh seorang khalifah dalam sistem islam yaitu khilafah . Dalam kepemimpinan seorang khalifah yang pernah berjaya, sejarah mencatat bahwa umat Islam yang hidup dalam naungan khilafah islamiah hidup aman dan tentram tanpa terjamah penjajah .
Karena khilafah tidak hanya melindungi umat Islam sendiri, namun juga kafir zimmi yaitu kafir yang tinggal di bawah naungan Islam sebagai warga negara Islam dan mereka semua berhak mendapatkan perlakuan yang sama.
Islam menjamin perlindungan terhadap orang- orang non muslim, hal ini di sampaikan oleh Rasulullah SAW
"Barangsiapa membunuh seorang mu'ahid (kafir yang mendapat jaminan keamanan) tanpa alasan yang haq, maka ia tidak akan mencium wangi surga, bahkan dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekalipun". (HR. Ahmad)
Apalagi umat Islam sendiri, tentu saja dijamin hidupnya oleh khalifah. [MO/ra]
Post Comment
Tidak ada komentar