Breaking News

Said Aqil: Tidak Ada Karakter China Menjajah; Lalu Bagaimana dengan Nasib Muslim Xinjiang, Pak Kyai?


  Opini    KU   - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj, mengungkapkan keterkaitan antara penyebaran Islam di tanah air dengan China. Menurutnya dari sejarah menunjukan Tidak Ada Karakter China Menjajah.

"Jadi tidak ada karakter China menjajah. Eropa memperbudak kulit hitam dari Afrika jadi budak, dan Eropa menjajah kita. Inggris, Belanda itu penjajah semua," tuturnya.




Hal itu dia ungkapkan saat berbuka puasa bersama Dubes Tiongkok, Xiao Qian, di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jl. M. Kahfi 1 Cipedak, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2019, seperti dilansir VIVA.



Lalu bagaimana sekarang dengan nasib Muslim Xinjiang, Pak Kyai?

Apa mereka baik-baik saja? Tidak dijajah?

[Mei 7, 2019]
Muslim Xinjiang China Dipaksa tak Puasa: Dikumpulkan di Sekolah/Tempat Kerja, Diberi Makan Siang

[Mei 7, 2019]
China Destroyed Mosques and Other Muslim Sites in Xinjiang, Report Says


Ketum PBNU Said Aqil: Jangan Marah Kalau Banyak Orang China Kerja di Sini ??




  Opini    KU   - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menyebut banyaknya orang China yang kerja di Indonesia salah satunya karena soal bahasa. 

Said Aqil melihat masih sedikit warga Indonesia yang menguasai bahasa Mandarin. Padahal banyak petunjuk kerja di dunia industri menggunakan bahasa Mandarin. Ini membuat pelaku industri memilih mendatangkan tenaga kerja asing dari China.




"La, insinyur Indonesia jarang bisa bahasa China. Makanya tenaga China dibagi, dibawa ke Indonesia. Jangan marah kalau banyak orang China kerja di sini, karena katalog itu bahasa China, bukan bahasa Inggris. Orang Indonesia banyak yang nggak bisa bahasa China," kata Said di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jalan M Kahfi 1, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019), seperti dilansir detikcom.

Wajar saja, menurut Said, bila banyak insinyur Negeri Tirai Bambu bekerja di Indonesia. Untuk menekan jumlah tenaga kerja China di Indonesia, Indonesia harus menguasai bahasa mereka.

"Kalau ingin kita mengurangi orang China, harus bisa bahasa China," kata Said.

Pernyataan Said ini disampaikan saat menerima kedatangan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian di pondok pesantren ini. Xiao Qian menyerahkan santunan kepada santri dan memastikan program beasiswa untuk putra-putri NU terus berjalan.

"Yang ketiga, kami akan terus menyediakan beasiswa kepada PBNU. Yang berminat untuk berkuliah ke sana bisa kabarkan kami dan kami bersedia memberikan bantuan," tutur Xiao Qian, dibantu penerjemah.

Sumber: detikcom

***

Terus bagaimana dengan ini Pak Yai?

Tidak ada komentar