Pemilu Kisruh Cermin Demokrasi Biang Rusuh
Oleh : Suviyanti
(Muslimah Peduli Negeri)
Mediaoposisi.com- Penyelenggaraan Pemilu 2019 di sejumlah daerah mengalami kendala. Mulai dari masalah distribusi logistik, kekurangan surat suara, kerusakan kotak suara, hingga surat suara telah tercoblos. Selain itu, fakta memprihatikan menimpa Pemilu kali ini dengan banyak menelan korban jiwa. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Jumat (10/5) pagi, ada 469 KPPS wafat dan 4602 KPPS jatuh sakit.
Terkait kasus di atas adalah hal yang lazim terjadi di rezim ini. Bagaimana tidak, sudah biasa kita dapati penguasa yang alakadarnya ketika meriayah umat, kalaupun ada yang sedikit saja serius mengurusi umat tak lebih adalah hanya untuk pencitraan saja.
Para pejabat Negara terbiasa memperkaya diri di tengah kemiskinan yang melanda umat. Mereka tak benar-benar mengabdi untuk kesejahteraan umat. Tak ada kawan sejati, yang ada kepentingan sejati. Tak ada makan gratis dan ini terjadi dalam sistem demokrasi yang merupakan kepanjangan tangan dari sistem kapitalisme.
Bagaimana mereka mampu meriayah umat. Sedangkan dana kampanye agar masuk menjadi pejabat saja milyaran rupiah, jadi wajar jika sudah terpilih yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana mengembalikan biaya yang sudah mereka keluarkan. Banyak cara mereka lakukan, salah satunya dengan jalan korupsi. Dan sistem demokrasi hari ini yang memberikan ruang untuk tindakan melanggar hukum ini.
Apapun keadaannya terlihat jelas rezim ini tak ingin diganti. Dari fakta surat suara yang tak tersedia merata di beberapa daerah nampak rezim berada di balik kejadian itu. Kisruh Pemilu membuktikan bahwa rakyat tidak bisa berharap kepada Pemilu akan benar-benar menjadi sarana untuk melakukan perubahan.
Siapapun pemimpin yang akan berkuasa, kembali dengan tetap demokrasi dipakai sebagai aturan Negara. Tentu akan melanggengkan penjajahan dan kemungkinan akan kecil sekali bahwa umat bisa terbebas dari penjajahan yang secara sistematis sengaja didesain untuk menjebak umat agar tetap terjajah. Hingga tak bisa bebas menentukan kebijakan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara (terkait politik, ekonomi maupun sosbud).
Memilih pemimpin dalam Islam adalah hal yang amat penting. Sebab di tangan pemimpinlah nasib umat akan ditentukan. Menjadi lebih sejahtera dan taat pada Allah atau sebaliknya. Islam hadir bukan hanya sebagai agama ritual saja tapi juga ada aturan berpolitik yang mencakup di dalamnya aturan memilih seorang pemimpin.
Memilih pemimpin haruslah didasarkan kepada ajaran Islam, sebab Islam telah mewajibkan kita untuk terikat kepada syari'at Islam dalam segenap aspek kehidupan. Ini adalah konsekuensi keimanan kita kepada Allah, sebagai seorang hamba. Dimana ketaatan kita kepada syari'at Allah yang sesungguhnya akan menentukan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.
Rosullullah mengingatkan kita perihal memilih pemimpin. Hendaklah pemimpin takut kepada Allah (menerapkan syariat Islam dalam naungan Khilafah), yang senantiasa menegakkan kebenaran. Minta ditegur bila bersalah, serta kepribadian baik lainnya yang pastinya melekat ketika standar yang dipakai Al-Qur'an dan Sunnah.
Kemudian menggunakan kekuasaannya untuk melaksanakan ragam kewajiban dari Allah dan menegakkan agama Allah. Hingga terealisasi pentingnya agama berdampingan dengan kekuasaan, agama dan kekuasaan itu ibarat dua saudara kembar.
Dikatakan pula bahwa agama adalah fondasi, sementara kekuasaan adalah penjaga. Apa saja yang tidak berpondasi bakal hancur, apa saja yang tidak memiliki penjaga akan lenyap (Abu Abdillah al-Qal'i, Tadrib ar-Riyasah wa Tartib as-Siyasah,1/81).
Pemimpin yang amanah dan kompeten meriayah umat, hanya dapat dilahirkan dalam masyarakat yang menerapkan sistem Islam. Semoga saja lewat dakwah masif yang dilakukan para pejuang syariah dan khilafah, tak lama lagi akan terwujud kehidupan sesuai dengan aturan Islam yang karena dibangun dengan landasan iman.
Hingga tak ragu untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Karena hanya dengan kepemimpinan Islam yang merupakan hukum yang dibuat oleh Allah sang Pencipta sekaligus pengatur, akan terjamin kemuliaan dan kesejahteraan umat secara keseluruhan, serta Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam akan bangkit kembali. [MO/ra]
Post Comment
Tidak ada komentar