Para Menteri Jokowi , Mayoritas Gak Laku di jual di Pileg 2019
Di Mana Kita Ketahui Jokowi Sejak lama Mempersilahkan Anggota Kabinetnya Untuk Ikut Kompetisi Pileg di tahun 2019, Biasanya jika orang lagi jadi tokoh sentral dan kelakuan baiknya menonjol Masyarakat akan suka dan pilih mereka lagi , Tapi kali ini Para Menteri Jokowi gak laku di jual
Eko Putro Sandjojo yang maju dari PKB di Dapil Bengkulu gagal melenggang ke Senayan.
Eko yang jadi andalan PKB di Bengkulu hanya meraih 48.625 suara sah. Alhasil total suara PKB tak cukup untuk merebut satu pun kursi di sana.
Kemudian dua menteri Jokowi yang sama-sama bertempur di Dapil Jabar VI, yakni Hanif dan Lukman juga gagal.
Alih-alih merebut jatah di parlemen dan mendongkrak suara Jokowi di Jawa Barat, keduanya malah tumbang bersamaan. Hanif yang maju dari PKB hanya memperoleh 39.366 suara dan Lukman dari PPP hanya mendapat 30.197 suara.
Sementara hasil untuk Imam Nahrawi yang maju dari PKB di Dapil Jakarta I belum disahkan KPU. Sebab DKI Jakarta masih melakukan rekapitulasi di tingkat provinsi.
Namun Direktur Eksekutif Perhimpunan Survei dan Riset Publik (Persepsi) Natahari Wibowo memprediksi Imam Nahrawi gagal di Dapil Jakarta I yang meliputi Jakarta Timur.
Dari penghitungan Persepsi di 10 kecamatan Jakarta Timur, suara PKB tak cukup untuk mendapat satu kursi pun.
Persepsi memperkirakan di Dapil DKI Jakarta I, PDIP mendapat 2 kursi dengan perolehan 356.813 suara, PKS 2 kursi dengan 343.785 suara, Gerindra 1 kursi dengan 251.053 suara, dan PAN 1 kursi dengan 171.091.
KPU sendiri masih melakukan rekapitulasi tingkat nasional hingga 22 Mei 2019. Undang-undang menyebut ada waktu tiga hari bagi peserta pemilu yang keberatan dengan hasil rekapitulasi untuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
Jika pada 25 Mei tak ada gugatan, maka KPU punya waktu hingga 28 Mei untuk menetapkan calon terpilih, termasuk pasangan presiden-wakil presiden bersamaan dengan jumlah perolehan kursi DPR RI
Faktor Kegagalan Menteri Nyaleg
Manager Pemantauan Seknas Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Alwan Ola Riantoby membeberkan faktor kenapa menteri-menteri Kabinet Kerja sebagian besar gagal melenggang ke Senayan. Salah satunya faktor dugaan korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Imam dianggap tersandung kasus dugaan suap KONI, sementara kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kemenag menghambat Lukman. Kasus-kasus itu berpengaruh secara elektoral terhadap partai, dan membuat perolehan suara mereka sedikit.
"Memang ada pengaruh kasus korupsi, berpengaruh juga secara elektoral terutama dalam kepartaian. Terbukti PPP dan PKB tidak lolos di 2 lokasi itu (Dapil Jabar VI dan Dapil DKI Jakarta I)," ujar Ola.
Ola menambahkan minimnya aktivitas kampanye dari menteri juga menjadi faktor lain yang menyebabkan pendapatan suara rendah.
Kemudian keberadaan caleg petahana dan nama-nama lain yang tidak kalah pamor di dapil yang sama membuat para menteri ini kesulitan berebut suara. Misalnya Dapil DKI Jakarta I ada nama Mardani Ali Sera, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, dan Habiburokhman yang kemungkinan besar lolos ke Senayan.
"Faktor lain misal soal dapil neraka. Kemudian minimnya aktivitas kampanye menteri. Imam dan Lukman jarang sekali turun ke bawah, walaupun secara personal mereka terkenal, itu tidak berpengaruh banyak," ujar dia.
Berita Lainnya
Post Comment
Tidak ada komentar