Kasus 22 Mei, Komnas HAM Ogah Gabung TPF Bentukan Polri
IDTODAY.CO - Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Habsara, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah membuat tim khusus untuk menyikapi kericuhan 21-22 Mei lalu. Menurutnya, tim ini terdiri dari Komisioner, staf, dan ahli.
�Kami memutuskan membuat tim khusus untuk menyikapi peristiwa itu. Tim ini beranggotakan semua komisioner, ditambah dengan staf,� katanya di Kantor Komnas HAM pada Selasa (28/5/2019).
Menurutnya, ahli yang dilibatkan ada tiga orang, yaitu Marzuki Darusman, Makarim Wibisono, dan Anita Wahid.
Ia juga mengatakan bahwa Komnas HAM menolak saat diminta bergabung dalam Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Polisi.
�Kami menolak bergabung TPF yang dibentuk polisi. Kami ingin mempertahankan independensi kami. Meski kami mencari info juga koordinasi dengan kepolisian,� paparnya.
Soal peluru tajam, meskipun memang sudah ada korban, tapi harus didalami siapa pemilik peluru tersebut. Sebab, saat ini banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat.
Selain itu, Komnas HAM juga akan memperlajari penanganan demonstrasi oleh kepolisian kemarin sudah sesuai dengan protap atau belum, sudah sesuai HAM atau belum. Yang jelas, kata dia, kami melibatkan banyak pihak.
�Kami juga bisa jadi melibatkan Pemprov DKI. Dinkes gimana, tidak hanya dari polisi dan tentara. Kami tetap mengutamakan keadilan untuk korban dahulu,� pungkasnya. [mc]
�Kami memutuskan membuat tim khusus untuk menyikapi peristiwa itu. Tim ini beranggotakan semua komisioner, ditambah dengan staf,� katanya di Kantor Komnas HAM pada Selasa (28/5/2019).
Menurutnya, ahli yang dilibatkan ada tiga orang, yaitu Marzuki Darusman, Makarim Wibisono, dan Anita Wahid.
Ia juga mengatakan bahwa Komnas HAM menolak saat diminta bergabung dalam Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Polisi.
�Kami menolak bergabung TPF yang dibentuk polisi. Kami ingin mempertahankan independensi kami. Meski kami mencari info juga koordinasi dengan kepolisian,� paparnya.
Soal peluru tajam, meskipun memang sudah ada korban, tapi harus didalami siapa pemilik peluru tersebut. Sebab, saat ini banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat.
Selain itu, Komnas HAM juga akan memperlajari penanganan demonstrasi oleh kepolisian kemarin sudah sesuai dengan protap atau belum, sudah sesuai HAM atau belum. Yang jelas, kata dia, kami melibatkan banyak pihak.
�Kami juga bisa jadi melibatkan Pemprov DKI. Dinkes gimana, tidak hanya dari polisi dan tentara. Kami tetap mengutamakan keadilan untuk korban dahulu,� pungkasnya. [mc]
Post Comment
Tidak ada komentar