Breaking News

Indonesia Merugi, Proyek OBOR Untuk Siapa?


Oleh : Nabila Zidane
(Member Forum Muslimah Perduli Generasi dan Peradapan)

Mediaoposisi.com-Di saat masyarakat Indonesia sedang disibukkan dengan banyaknya berita kesalahan input  data suara oleh KPU lalu disusul banyaknya petugas kpps yang meninggal dunia akibat faktor kelelahan, rakyat dibuat terkejut dengan berita proyek obor yang tidak pernah di sosialisasikan terlebih dulu kepada rakyatnya.

Harianjogja.com, BEIJING�Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek kerja sama Indonesia dan China, One Belt One Road (OBOR) atau yang dikenal dengan sebutan empat koridor, siap dilaksanakan. Sebanyak 23 nota kesepahaman (memorandum of understanding/Mou) antara pebisnis Indonesia dan Tiongkok ditandatangani setelah pembukaan KTT Belt and Forum II di Beijing, Tiongkok, Jumat (26/4/2019)

Dari 23 proyek yang diteken, nilai investasi dari 14 MoU mencapai US$14,2 miliar atau setara Rp201,4 triliun. Luhut menegaskan nilai tersebut bukanlah utang yang harus ditanggung pemerintah.Lalu siapa yang akan mengembalikan nilai investasi yang fantastis itu? Luhut sendiri kah? Tentu saja rakyat yang akan kembali dicekik melalui kenaikan pajak. Saat ini pajak merupakan sumber utama pendapatan negara.Sementara porsi pendapatan dari non pajak seperti pendapatan sumber daya alam sangat kecil karena sebagian besar pengelolaannya telah diserahkan ke investor swasta terutama pihak asing.

One Belt One Road (OBOR). Disebut juga Belt and Road Inisiative (BRI). OBOR adalah proyek Cina untuk menghubungkan perdagangan antar negara di Asia dan Eropa, menjadi satu jalur besar seperti jalur sutera (The Silk Road) di masa lampau. Ide OBOR berawal dari Presiden Xi Jinping untuk meggunakan simpanan devisa Cina yang melimpah untuk memberi pinjaman, -alias utang-, kepada negara berkembang.

Dalam 13th Five-Year Plan, dijelaskan bahwa OBOR bertujuan untuk membangun masyarakat Cina makmur pada 2020 dengan output per-kapita dua kali lipat dari 2010 ke 2020. Harapannya, ini mewujudkan �China�s dream�, yakni  dalam konteks internasional mewujudkan �the great revival of the Chinese nation�.Bukan Indonesia's Dream.

Menurut data Refinitiv, inisiatif OBOR yang di mulai pada 2013 itu memiliki skema proyek dengan total mencapai US$ 3.67 Triliun, mencakup negara negara Asia, Afrika, hingga Eropa.

Amerika Serikat, yang belum bergabung dengan One Belt and Onr Road diperkirakan hanya akan mengirim delegasi tingkat rendah, tidak seorang pun berasal dari Washington DC. Pemerintah negara di wilayah barat cenderung menilai kebijakan itu sebagai sarana untuk menyebarkan pengaruh China di luar negeri, dan membebani negara negara miskin dengan hutang yang berkelanjutan.Jelas hal ini mengkhawatirkan posisi Amerika yang selama ini lebih dulu menguasai negeri negeri muslim melalui Perjanjian-perjanjian. Itulah mengapa dikatakan  jika saat ini sedang terjadi pertarungan antara imperialis Barat dan Timur(China) di negeri negeri(mayoritas muslim) asia pasifik.

Proyek ini jelas merugikan Indonesia. Beberapa kerugian bagi Indonesia adalah sbb:

1.      Jika proyek-proyek tersebut mensyaratkan kerjasama dengan perusahaan Cina maka alat mesin dan barang-barang produksi semua dari Cina. Di samping itu juga harus melibatkan tenaga kerja Cina. Kerjasama semacam ini disebut sebagai Turnkey Project. Pemerintah setempat tinggal �menerima kunci,� karena semuanya sudah dibereskan Cina.

2.       Selain membanjirnya tenaga kerja Cina, proyek OBOR juga banyak menimbulkan petaka bagi negara bantuan. Fenomena ini disebut sebagai jebakan Utang.

Seperti diketahui, porsi utang Indonesia pada akhir November 2018 semakin bertambah. Posisi ULN Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar atau meningkat dibandingkan Oktober 2018 yang mencapai US$ 360,5 miliar.

Jika menggunakan asumsi kurs Rp 14.100/US$, maka posisi ULN Indonesia di akhir November 2018 setara dengan Rp 5.257 triliun. (Bisnis.Com) 

3.      Indonesia akan menjadi wilayah jajahan baru. Terjajah bahan bakunya, terjajah pasarnya, dan terjajah kedaulatannya. Negeri ini, akan masuk cengkeraman hegemoni China setelah sebelumya telah masuk perangkap Amerika.

4.      Penguasaan sumber daya alam dan ekonomi. Jika OBOR dibiarkan, dalam jangka waktu ke depan, Indonesia berpotensi besar terperangkap dalam orbit ekonomi Cina. Terkurasnya kekayaan alam Indonesia, banjirnya produk Cina sehingga mematikan produk lokal, menyempitnya lahan dan lapangan pekerjaan bagi anak bangsa ini, bisa terjadi akibat ekspansi ekonomi Cina.(Kolonisasi China Melalui OBOR Sudah Berjalan, Mustafa A. Murtadlo, Forum Komunikasi Ulama Aswaja Jabodetabek)

Sikap Sebagai Muslim
Muslim sepatutnya tidak menghalalkan riba demi pembangunan infrastruktur. OBOR membuka ancaman besar  bagi Indonesia  , yaitu tergadainya negeri ini ke dalam jebakan utang dan hegemoni asing penjajah.

Karena itu, negeri ini butuh sistem alternatif yang dapat membebaskan negeri ini, juga negeri muslim lainnya, dari segala bentuk penjajajan. Sistem itu adalah sistem pemerintahan yang dibangun berdasarkan syari'at Islam. Dengan syariat Islam, negeri ini akan berdaulat penuh atas pengelolaan seluruh sumber daya alam yang melimpah, karunia Allah SWT. Negeri ini pun bebas menjalankan pemerintahannya berdasarkan al Qur'an dan As sunnah. Negeri ini pasti terbebas dari cengkeraman asing dan aseng.[MO/vp]

Tidak ada komentar