Terulangnya Head To Head Bikin Kubu Capres Saling Mendelegitimasi
NUSANEWS - Pemilu 2019 yang diselenggarakan secara serentak antara pemilihan anggota dan pemilihan presiden dapat saling mengalahkan salah satu kontestan yang ada.
Di mana, hingar bingar pileg tergerus dengan meriahnya pilpres. Salah satu faktor penyebabnya adalah head to head capres terulang kembali seperti Pemilu 2014 antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto.
"Pileg itu kalah hingar bingar dengan capres dan cawapres. Pengulangan 2014 head to head cuma Jokowi sekarang didampingi oleh ulama dan Prabowo di dampingi oleh Sandi," ujar pengamat politik LIPI Indria Samego dalam diskusi 'Prediksi Dinamika Pemilu Serentak 2018 Dalam Perspektif Sosial Politik dan Keamanan, di Kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (9/4).
Parahnya lagi, salah satu pendukung capres memilih lebih ke arah mendelegitimasikan rivalnya. Jadi bukan narasi yang dibicarakan melainkan argumentasi untuk menjatuhkan salah satu calon.
"Jadi posisi head to head yang mengakibatkan masing-masing berusaha mendelegitimasi lawan baik kelompok kosong dua ke kosong satu atau sebaliknya," beber Indria.
Terbukti adanya pernyataan dari kedua kubu yang bisa saja tidak memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, justru mengarah ke arah konflik.
"Karena ada informasi berita-berita yang mengarah, satu bilang people power, satu bilang perang total. Seolah-olah pemilu ini berlangsung diwarnai tarik menarik. Dimensi pendidikan politik tidak menonjol, yang menonjol semangat untuk mencari jatuhnya lawan," papar Indria.
SUMBER
Tidak ada komentar