Prabowo Ungguli Jokowi di Kawasan Basis Militer di Surabaya
Satuindo.com ~ Surabaya - Kemenangan diraih pasangan Capres Cawapres Prabowo Subianto-Sandiga Uno di kelurahan Sawunggaling, Kecamatan Wonokromo. Pasangan nomor urut 02 mendominasi perolehan suara di daerah yang dikenal basis militer itu.
Detikcom memantau langsung penghitungan perolehan suara Pilpres di empat TPS yang berada di Kelurahan Sawunggalin. Dan hasilnya, suara Prabowo-Sandi dominan mengungguli pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Di TPS 66 misalnya, Jokowi-Ma'ruf hanya meraup 91 suara. Sedangkan Probowo-Sandi mendulang 143 suara.
"Pasangan 01 jumlahnya 91 suara. Kalau 02 berhasil mengumpulkan 143 suara. Tadi yang tidak sah ada 4 suara. Kalau DPT sendiri ada 269," kata ketua KPPS TPS 66 Santoso kepada detikcom, Rabu (17/4/2019).
Menurut Santoso, antusiasme pemilih pada Pemilu kali ini terbilang tinggi. Sehingga dalam proses pemungutan suara pihaknya sempat kewalahan melayani pemilih.
"Beda banget dengan yang tahun 2014. Kalau tahun ini sangat tinggi. Mungkin karena bareng dengan pilpres. Itu dugaan saya," imbuh pria berusia 55 tahun itu.
Santoso tidak kaget jika perolehan suara Prabowo-Sandi mendominasi di kelurahan tersebut. Menurutnya, pada Pilpres 2014 pun perolehan suara Prabowo tinggi di wilayah itu.
"Tahun 2014 juga dulu yang menang di sini Prabowo waktu itu. Ya karena memang di sini kan basis (militer)," bebernya.
Kemudian di TPS 63 Prabowo-Sandi juga unggul telak. Rinciannya Jokowi-Ma'ruf Amin 29 suara dan Prabowo-Sandi 167 suara.
"Untuk TPS 63 Jokowi-Ma'ruf 29 suara dan Prabowo-Sandi unggul 167 suara. Suara sah semua jadi totalnya 196," beber Ketua TPS 63 Irfan Rizaldi.
Di sini kan wilayah militer jadi sudah otomatis masyarakatnya memilih 02. Bahkan suara Partai Gerindra juga ikut terkerek," imbuh Irfan.
Berbeda dengan TPS lainnya, di TPS 61 meskipun pasangan 02 tetap unggul, namun jumlah pemilih lebih sedikit. Hal itu disebabkan kacaunya alamat DPT.
"TPS 61 Jokowi-Ma'ruf Amin hanya meraih 14 suara. Sedangkan Probowo-Sandi meraup 71 suara. Itu timpang dengan DPT yang mencapai 221," ujar ketua TPS 61 Sukatno.
Menurutnya ketimpangan itu disebabkan alamat pemilih yang kurang jelas. Sehingga pihaknya mengalami kendala saat akan memberikan undangan untuk nyoblos.
"Karena alamat yang dibagi di DPT nggak lengkap jadi kita nggak bisa nyari. Contoh alamatnya hanya Jalan Kesatrian. Mestinya Jalan Kesatrian 41 yonif 516," tambah Sukatno.
"Ada lagi Jalan Kesatrian saja, mestinya Kesatrian Asrama Pomdam Fan itu harusnya ada bloknya. Jadi kita tidak bisa mengundang. Bahkan tadi ada yg datang sendiri tanpa diundang. Untunya para pemilih itu terdaftar di DPT," pungkas Sukatno.
Resource : detik.com
Post Comment
Tidak ada komentar