Detik Terakhir Menggemparkan: UBN Baca Tanda Alam, UAS Dibisiki Tiga Ulama
Ulama |
Hanya berselang dua hari, Ustadz Abdul Somad mengakhiri penantian ummat soal dukungan politik tiga tokoh ini. UAS �begitu ia disapa, jelas menguatkan pilihan politik ummat Islam meskipun sebelumnnya sudah ada hasil ijtima� ulama yang mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
Baik UAS maupun UBN �saapan Ustadz Bachtiar Nasir, mengungkap alasan berbeda atas pilihan politik mereka. UBN menyebutkan dirinya telah membaca tanda-tanda alam atas pilihannya itu. Sedangkan UAS, dia mengaku mendapatkan bisikan dari tiga ulama yang ia kagumi meski tidak masyhur secara nasional.
�Alhamdulillah, tanda-tanda alam secara kasat mata kita lihat, insya Allah kemenangan sudah di depan mata. Tinggallah kita berserah diri kepada Allah karena Dia-lah satu-satunya pemilik otoritas langit dan bumi. Kepada-Nya kita bersandar sambil senantiasa bekerja keras dan ikhtiar yang terbaik,� kata UBN, Kamis (11/4).
Kepada Prabowo-Sandi, tim pemenangan dan seluruh pendukungnya agar tidak risau dengan berbagai manuver politik yang bisa menjadi bias di kemudian hari. Dia berpesan, jauhilah hal-hal yang bisa menyebabkan blunder seperti politik uang, serangan fajar, kecurangan lewat surat suara, atau upaya berlebihan mencari celah daftar pemilih tetap (DPT) ilegal sampai kepada politik intimidasi.
�Ketika mulai ada kegundahan, maka ucapkanlah �Hasbiyallah, Laa Ilaaha ilallahu �alaihi tawakkaltu wahuwa Rabbul�arsyil Adzim�. Bangkit dan berikhtiarlah dengan Laa haula walakuwwata illabillahil �Aiyyil �Adzim,� katanya.
Selain itu, dia berpesan, �Tetaplah berlaku santun sebagai insan Indonesia yang adil dan beradab sambil menjaga ketakwaan kita kepada Allah SWT. Teruslah berjuang dan berikhtiar untuk memenangkan pilihan kita,� katanya.
Tapi pada saat yang sama, lanjut dia, para pendukung 02 harus menunjukkan rasa adil dalam diri sendiri. Dengan begitu, siapa pun pendukung 02 dan timnya, jangan berlaku dzalim dan tidak berlaku aniaya kepada pihak lain.
�Mana mungkin lahir pemimpin yang adil jika kita sendiri berlaku dzalim? Mana mungkin akan lahir pemimpin bersih kalau para pendukung berlaku kotor?� katanya.
Nah, terutama juga di media sosial. Dia meminta para pendukung dan tim 02 menunjukkan akhlak dan etika. Memang kelembutan harus, tetapi tegas dan keras juga perlu. Semuanya harus berbingkai kesantunan dan berdasarkan rasa keadilan dan keadaban sebagai orang Indonesia.
�Memilih pemimpin bukanlah persoalan biasa. Memilih pasangan hidup saja kita harus hati-hati, apalagi memilih pemimpin yang punya pengaruh besar terhadap maslahat publik,� katanya.
Dia mengutip sebuah hadits, bahwa seseorang itu tergantung agama saudaranya. Dengan siapa dia bergaul. Begitu juga rakyat, tergantung dengan pemimpinnya.
�Saya terus mengawal dan mengajak kita semua untuk optimistis. Insya Allah Indonesia menang,� katanya.
Terpisah, UAS juga mengungkap alasannya mendukung Prabowo. Lewat tayangan eksklusif TVOne, UAS menyebutkan dirinya menjatuhkan pilihan dengan penuh pertimbangan. Benarkan Prabowo sosok pemimpin yang kelak tidak menipu rakyat?
�Saya cari ulama yang tidak masyhur, tidak populer. Tapi mata batinnya bersih. Allah bukakan hijab kepada dia. Mungkin Bapak (Prabowo) tidak kenal mereka. Saya tidak pernah tanya kepada mereka kira-kira saya pilih mana? Enggak. Saya biarkan (ulama tersebut) membaca hati saya, ngerti gak dia. Dan ketika datang, saya dekatkan telinga, apa kata dia,� katanya.
Dia melanjutkan, ulama pertama yang ia temui menuturkan tentang mimpinya. �Saya mimpi lima kali ketemu dia. Saya tanya siapa? Prabowo. Kalau mimpi satu kali bisa jadi (pengaruh) setan. Lima kali dia mimpi dia melihat Bapak. Sinyal dari Allah,� katanya kepada Prabowo dalam edisi tanya jawab oleh Prabowo langsung.
Dia cari lagi ulama lain. �Ketika salaman dekat telinga saya, dia bisik, Prabowo. Ulama yang tidak dikenal karena hebatnya di masyarakat, bukan viral seperti saya,� katanya.
Lalu ulama ketiga. Dia datang ke ulama yang tidak mau makan nasi kalau berasnya dibeli di pasar. Padinya ditanam sendiri. Dia hanya mau minum kalau sumurnya digali sendiri dan tidak mau menerima tamu perempuan. Apa bisikan ulama terakhir ini?
�Saya datang setengah jam. Dia bicara empat mata dengan saya. Di akhir pertemuan, pas mau pulang dia bilang Prabowo,� urainya saat berkisah kepada Prabowo dengan nada berhati-hati, bahkan setengah berbisik.
Usai menerima pesan ketiga ulama itu, UAS masih berpikir lama. Kenapa tiga ulama ini berbisik kepadanya? Malam-malam terakhir sebelum menyampaikan kisah itu langsung kepada Prabowo, UAS mengaku sulit tidur.
�Tiap malam saya berpikir, berarti saya harus sampaikan. Kalau tidak, ini akan menjadi seumur hidup saya, mati dalam penyesalan,� katanya. [ins]
Tidak ada komentar