Breaking News

TKN Anggap Survei Litbang Kompas Beda, Pemred Kompas Angkat Bicara


Garda Keadilan - Litbang Kompas hari ini merilis hasil survei Pilpres 2019 dengan hasil elektabilitas Joko Widodo 49,2% dan Prabowo Subianto 37,4%. Pemred Kompas, Ninuk Pambudy, memberikan penjelasan soal metodologi hingga hasil survei itu.

"Kami memang dari waktu ke waktu selalu melakukan polling dan survei untuk elektabilitas. Survei ini pertama kita lakukan Oktober tahun lalu. Pertama-tama pertanyaannya tentang tendensi. Kompas selalu menjaga profesionalitasnya dan mencoba untuk terus menerus independen dalam liputannya," kata Ninuk saat dihubungi detikcom, Rabu (20/3/2019).

Ninuk menjelaskan posisi Litbang Kompas yang ada di bawah redaksi, namun tetap independen. Litbang Kompas menentukan metodologinya sendiri, memilih tenaga survei sendiri, dan pembiayaan berasal dari Kompas sendiri.

"Bahkan pimpinan di atas saya pun tidak bisa apa-apa terhadap survei ini," ucapnya.

Ninuk menjelaskan soal perbedaan survei Litbang Kompas dengan hasil survei lembaga lain. Sampel survei Litbang Kompas sebanyak 2.000 responden, bisa jadi sama dengan jumlah responden survei lainnya.

"Metodologi yang dipakai oleh Kompas itu sampelnya memang 2.000 responden, terus kita memilih 500 kelurahan dan desa. Di tiap kelurahan dan desa itu kita ambil 4 responden dengan sebaran itu. Sebarannya berdasarkan proporsi penduduk dan ditambah juga ada data-data dari BPS. Jadi potensi-potensi desa dan kelurahan itu kita ambil dari data resminya BPS," jelas Ninuk.

Survei Litbang Kompas rencananya akan dikeluarkan berseri hingga Sabtu (23/3). Ninuk menjamin tidak ada hal-hal yang disembunyikan dari pelaksanaan survei ini.

Ninuk menolak survei Litbang Kompas ini dibandingkan dengan lembaga survei lainnya. Dia menjelaskan perbedaannya.

"Saya tidak mau dibandingin dengan lembaga survei lain. Kompas kan bukan lembaga survei, survei yang dilakukan Kompas ini untuk mendukung jurnalismenya Kompas sehingga menjadi lebih akurat dan presisi. Jadi kalau mau dibandingin dengan lembaga survei lain, ya kita sebetulnya bukan lembaga survei," ungkapnya.

Sebelumnya, TKN Jokowi-Ma'ruf menilai hasil survei Litbang Kompas berbeda dengan survei yang lain.

"Menurut prediksi kami dari semua spot kampanye yang kami datangi, dengan antusiasme masyarakat, kami optimis menang telak di pilpres ini," kata Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Rabu (20/3/2019) seperti dilansir detikcom.

Dia pun mengkritik survei Litbang Kompas yang dinilai tidak sama dengan hasil survei kebanyakan lembaga survei nasional. Karding menyinggung elektabilitas capres-cawapres versi survei SMRC. Di survei SMRC, Jokowi unggul dengan raupan suara 57,6 persen, sementara Prabowo 31,8 persen.

"Saya kira survei Litbang Kompas ini agak banyak berbeda dengan rata-rata survei yang lain, dengan waktu yang hampir sama. Misal dengan SMRC salah satu contohnya, itu berbeda signifikan," ujar Karding.

Selain itu, menurut Karding, survei Litbang Kompas tidak mampu memotret realitas undecided voters sesungguhnya. Dia melihat ada kenaikan angka undecided voters jika membandingkan dengan survei Litbang Kompas sebelumnya.

"Bisa jadi teman-teman di Kompas tidak mampu memotret undecided voters. Kalau tidak salah dalam survei terdahulu mereka hanya sekitar 14 persen, kalau ini kalau tidak salah ada 18 persen, jadi ada peningkatan undecided voters," ucapnya.

Tidak ada komentar