Breaking News

Tagar #UnInstallJokowi Mendunia, Kode Jabatannya Akan Tutup Usia?


Oleh: Kunthi Mandasari
(Member Akademi Menulis Kreatif)

Mediaoposisi.com-Perang tagar akhirnya tak bisa dihindari lagi. Bermula dari cuitan pendiri sekaligus CEO Buka Lapak Achmad Zaky. Tentang data terkait anggaran yang digelontorkan guna mewujudkan Industri 4.0.

Dalam cuitan tersebut, berdasarkan data 2016, pemerintah Indonesia hanya menggelontorkan uang sebesar  miliar dolar atau sekitar 28 triliun rupiah yang mana menempatkan Indonesia di Posisi Ke-43. Sedangkan dua Negara terdekat Indonesia yakni Malaysia dan Singapura menduduki peringkat 24 dan 25.

Dimana dana yang digelontorkan untuk Industri 4.0 sebesar 10 miliar dolar atau setara 141 triliun rupiah, (16/2).Masih dari sumber yang sama, �munculnya #UnIstallJokowi itu sepertinya gara-gara #DukungBukaLapak tiba-tiba hilang dari Trending Topics.

Kubu 02 pengin ada tagar tandingan #UnInstalBukaLapak tetap bertengger di TT,� cuit pakar media sosial sekaligus pengembangan aplikasi drone Emprit, Ismail Fahmi di akun twitter-nya Jumat malam, 15 februari 2019.

Buntut panjang dari perang tagar ini mengantarkan #UnInstallJokowi menjadi trending dunia. Kemudian ada lagi tagar susulan #ShutDownJokowi yang membuat sejumlah netizen gagal paham. Kemudian mempertanyakan jenis aplikasi apa? Ataukah  sebuah jenis malware baru.

Sebenarnya gerakan #UnIsntallJokowi merupakan tumpukan gunung es kekecewaan rakyat. Mulai dari Impor pangan ketika petani musim panen, mempermudah TKA masuk sedangkan rakyatnya masih banyak pengangguran, jumlah hutang yang kian membengkak, pencabutan subsidi bahan bakar minyak, jatuhnya nilai tukar rupiah, hukum yang terkesan tebang pilih serta berbagai kebijakan lainnya yang kurang pro rakyat.

Terlebih ketika ada yang bersuara lantang menyampaikan pendapat, selalu berujung sama yakni pembungkaman. Baik melalui jalur pencabutan badan hukum untuk organisasi maupun memenjarakan untuk kasus perorangan.

Tak peduli konten yang disampaikan baik atau buruk untuk bangsa, karena bukan itu yang dijadikan patokan penilaian. Tapi seberapa menguntungkan untuk pemenangan pemilihan mendatang. Jika kebijakan yang  menyengsarakan rakyat terus  dilakukan, tak akan ada lagi harapan bagi petahana untuk kembali berkuasa.

Hari ini rakyat semakin cerdas, tak mudah tertipu janji manis namun penuh dengan bisa kepalsuan. Di era digital kabar sekecil apa pun mampu tercium dengan mudah. Rakyat sudah jengah dengan tipu daya muslihat dan berbagai pencitraan.

Kepemimpinan di alam demokrasi akan selalu mendatangkan kemudaratan. Tanpa ada kontrol keimanan serta tuntunan syariat Allah, maka nafsulah yang menjadi pemandu kebijakan. Seharusnya kita sadar bahwa melanggengkan demokrasi hanya akan menambah daftar panjang penderitaan. Virus demokrasi, sekuler, liberal dan segala turunannya harus segera dibasmi.

Kemudian diganti dengan sistem unggulan, yang apabila di instal akan merubah individu, kelompok bahkan suatu Negara.

Sistem tersebut adalah syariat Islam, obat bagi seluruh permasalahan. Dimana ketika di instal mampu merubah individu sekeras Umar bin Al Khatab, tokoh yang disegani kaum kafir Quraisy menjadi salah satu sosok yang berpengaruh dalam sejarah Islam.

Tak hanya sampai di situ, penerapan syariat Islam dalam skala Negara tercatat lebih dari 1300 tahun mampu memberikan keamanan serta kesejahteraan. Bahkan menjadi masa paling gemilang dimana berbagai penemuannya sampai kini masih bisa dirasakan. [MO|ge]

Tidak ada komentar