Breaking News

Serangan-serangan Rocky Gerung yang Bikin TKN Jokowi Gerah


GELORA.CO - Akademisi Rocky Gerung kerap melontarkan kritik pedas ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rocky memang melabelkan diri sebagai oposisi.

Dirangkum detikcom, Senin (11/3/2019), kritik terbaru Rocky kepada pemerintah adalah terkait persoalan ekonomi. Rocky menyindir pertumbuhan ekonomi era Jokowi sebagai penipuan yang sistematis. Ia lantas membandingkan pertumbuhan ekonomi era Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ekonomi kita tumbuh 5,1 persen baik atau buruk? Ada yang bilang baik bila ekonomi sebelumnya 3 persen. Selama bapak SBY 10 tahun memimpin angka pertumbuhan ekonominya 6,1-6,2-6,3 masa iya lebih bagus daripada 5,3? Ini disebut sebagai penipuan-penipuan sistematis!" kata Rocky saat mengisi diskusi Politik Sehat Politik Berakal Muda Berkarya untuk Indonesia, di Denpasar, Bali, Sabtu (9/3).

Kritik Rocky ditanggapi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin. TKN menyerang balik Rocky, menyebut akademisi itu mengkritik menggunakan akal bulus.

"Dunia akan jadi jungkir balik kalau Rocky Gerung yang mengaku ke mana-mana sebagai filsuf namun bicara tentang ekonomi, yang ilmunya sama sekali tidak dikuasainya. Sehingga yang dipakai bukan akal sehat tapi akal bulus," ujar juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily, Minggu (10/3).

Rocky juga sempat menyindir Jokowi yang naik KRL saat pulang kerja dari Stasiun Tanjung Barat menuju Bogor pada Rabu (6/3). Rocky menyinggung biaya yang mesti dikeluarkan negara untuk pengamanan presiden. Ia pun menduga KRL sudah disterilisasi saat Jokowi hendak naik.

"Itu berapa banyak uang negara yang harus dikeluarkan untuk mengamankan 4 jam sebelumnya? Biaya besar, mesti disterilisasi. Pertanyaan kita APBN presiden yang dikeluarkan untuk naik dan bergelantungan di KRL dari mana kan mesti dipertanggungjawabkan," ujarnya, Sabtu (9/3).

TKN Jokowi-Ma'ruf membela Jokowi. TKN menyebut Rocky sok tahu.

"Rocky Gerung itu sok tahu. Seakan-akan merasa dirinya paling tahu dan paling pintar dalam segala hal. Dari mana dia tahu bahwa Pak Jokowi akan naik KRL itu sudah dipersiapkan sehingga membutuhkan pengamanan 4 jam sebelumnya? Apakah Rocky Gerung tak melihat berdesak-desakannya Pak Jokowi berbaur bersama penumpang lainnya. Bagaimana mau disterilisasi gerbong KRL di saat jam tersebut merupakan jam padat penumpang? Tidak ada penjagaan dan pengawalan ketat yang dilakukan Paspampres dalam KRL itu," kata juru bicara TKN, Ace Hasan.

Selain itu, Rocky pernah ribut-ribut dengan Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf sekaligus Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Kala itu, Rocky dituding menghina H Agus Salim. Hasto meminta Rocky melepaskan status warga negara Indonesia (WNI) karena telah menghina pahlawan nasional.

"Pernyataan Rocky Gerung sangat menyakitkan, tidak memahami persoalan bersejarah bangsa. Karena itu, mencabut saja tidak cukup. Kami meminta yang bersangkutan meninggalkan kewarganegaraan Indonesia kalau tak bisa hormati pahlawan. Itu sikap PDIP," kata Hasto, Jumat (8/3).

Terkait pernyataan ini, Rocky menilai Hasto dungu. Dia lalu mengungkit pengalamannya mengajar di Megawati Institute.

"Astaga! Ini partai marah-marah karena tak paham sejarah. Saya pernah jadi pengajar di Megawati Institute, dan mengajarkan satire itu, tuan Hasto! Mengapa masih dungu?" ucap Rocky.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, hingga 'turun tangan' dalam ribut-ribut ini. Karding membela Hasto. Menurut dia, mengolok-olok pahlawan nasional sama saja merendahkan martabat bangsa dan negara.

"Kalau menghina, kalau mengolok-olok, memberikan kata yang tidak tepat bagi pahlawan kita itu sama dengan merendahkan martabat bangsa, sama dengan mengolok negeri sendiri," kata Karding.[dtk]

Tidak ada komentar