Sandiwara Surat Romy
Rizkya Amaroddini
(Junalis Media Oposisi)
Mediaoposisi.com- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy atau Rommy ditangkap oleh KPK pada Jumat (15/3/2019) karena diduga terkait kasus pengisian jabatan di Kementerian Agama.
Pada Jumat (15/3/2019) malam, Romy telah dibawa ke kantor KPK untuk diperiksa. Kejadian ini menjadi sorotan publk, karena ungkapan dari Romy justru menjatuhkan dirinya dalam OTT.
Pada Sabtu (16/3/2019), beredar sepucuk surat tulisan tangan yang diduga kuat ditulis oleh Rommy. Inilah beberapa isi surat yang berjudul "Surat Terbuka Untuk Indonesia"
1. Saya ingin memulai dengan pepatah Arab: musibah yang menimpa suatu kaum akan menjadi manfaat dan faidah untuk kaum yang lain.
2. Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan, atau saya rencanakan. Bahkan firasatpun tidak. Itulah kenapa saya menerima sebuah permohonan silaturahmi di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka dan semua tamu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini justru menjadi petaka.
3. Dengan adanya informasi pembuntutan saya selama beberapa pekan bahkan bulan sebagaimana disampaikan penyelidik, maka inilah resiko menjadi juru bicara terdepan sebuah koalisi yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat.
4. Kejadian ini juga menunjukan inilah resiko dan sulitnya menjadi salah satu public figure yang sering menjadi tumpuan aspirasi tokoh agama atau tokoh-tokoh masyarakat dari daerah
5. Kepada rekan-rekan TKN Jokowi-Amin dan masyarakat Indonesia, saya mohon maaf atas kejadian menghebohkan yang tidak diinginkan ini. Inilah resiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dan konstitusional dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah. Mohon doanya.
6. Kepada warga PPP di seluruh pelosok tanah air; rekan-rekan pengurus DPP DPW, DPC, PAC dan Ranting: saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas seluruh persepsi dan dampak akibat kejadian yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak ini.
Jika hal ini di anggap sebagai jebakan. Perlu di pertanyakan, dalih apa lagi yang ingin di berikan kepada khalayak ? Penangkapan secara OTT jelas aka nada bukti-bukti yang kuat. Kalau hanya pengklarifikasian atas kejadian yang ada bukti itu sungguh lucu bukan. Sudah cukup sandiwaranya !! [MO/ra]
Post Comment
Tidak ada komentar