Kena Cakar, Tangan Jokowi Luka Parah, Terancam Diamputasi!
Kena cakaran warga yang antusias, tangan Jokowi luka parah. Menurut hasil pemeriksaan dokter, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan hidup presiden adalah dengan mengamputasi tangannya.
Jika seperti itu, berita di atas pantas menjadi hotnews. Karena berhubungan dengan keselamatan orang nomor satu di negeri ini.
Sayangnya, yang terjadi justru kebalikan. Media lebih memilih mengangkat kisah remeh temeh tentang presiden.
Bagi yang masih memiliki akal sehat, berita pencitraan Jokowi bikin mual dan muntah.
Tapi bagi warga sekolam, yang tidak bisa membedakan antara mutiara dengan taik, berita pencitraan layaknya angin segar berbau kesturi. Yang membawa angan mereka melayang-layang.
Salah satunya seperti berita ini.
Calon presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti jalan sehat bersama warga Kendari Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/3). Para warga yang antusias dengan kedatangan Jokowi itu pun saling berebut untuk bersalaman dan berswafoto.
Akibatnya, telapak tangan Jokowi sebelah kanan tercakar saat meladeni warga yang ingin bersalaman. Kegiatan yang dilakukan di Tugu MTQ Kendari itu memang diikuti oleh ratusan masyarakat.
Usai mengikuti jalan sehat, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pun tampak langsung mengobati tangan Jokowi yang terluka. Jokowi dibantu ajudan tampak memasang plester di tangannya yang terkena cakaran.
Kendati tangannya telah terluka, Jokowi tetap meladeni para warga yang ingin bersalaman dan berfoto bersamanya.
Saat ditanya para awak media, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui bahwa tangannya terluka saat mengikuti jalan santai. Namun, Jokowi mengatakan dirinya tak mempermasalahkan hal tersebut.
Apa yang terjadi pada media kita? Mengapa bisa kompak menjilat penguasa? Atau naluri jurnalis sudah sekarat?
Bahkan, media yang dulunya sangat vocal terhadap orde baru, hingga pernah dibredel, sekarang tampil melempem.
Rakyat disuguhi berita fatamorgana. Ketika media yang menjadi corong suara rakyat sudah terbeli, salah satu cara berteriak adalah dengan medsos.
Sialnya, mereka-mereka di kursi empuk pemerintahan, tak segan menggunakan cambuk hukum menghajar rakyat yang berkeluh kesah.
Haruskah rakyat bersujud dan meminta pertolongan Tuhan untuk melenyapkan pemerintah yang zalim?
Tidak ada komentar