Jurnalis CNN Indonesia Mengaku Berada di Lokasi dan Merekam Ceramah Ulama Tersebut
Garda Keadilan - Seorang ulama khawatir Nahdlatul Ulama akan tinggal sejarah jika Ma'ruf Amin gagal menjadi wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Ma'ruf dan menjadi viral di media sosial.
Dalam pernyataannya, ulama itu menyampaikan ada kelompok yang tidak suka dengan kalangan ahlussunnah wal Jamaah seperti warga NU. Menurutnya, kelompok ini kerap menyebut ritual keagamaan yang dijalankan NU sebagai bidah, musyrik, bahkan kafir.
"Mereka ini akan membuat sebuah kekuatan yang apabila terjadi maka akan menjadikan Islam mainstream seperti NU ini, seperti pesantren ini, hanya akan menjadi fosil di masa depan," ujar ulama tersebut dalam video yang diunggah akun Twitter @RajaPurwa, Senin (18/3).
"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir ada Hari Santri apabila sampe Kiai Ma'ruf kalah," sambung sang ulama.
Kpd YthPak @jokowiPak Kyai Maruf AminTolong diburu penyebar hoax dalam video ini sesuai komitmen anda berdua!� ?????? ? ?????? ? ??? (@RajaPurwa) 18 Maret 2019
Video itu berdurasi 1 menit 26 detik dan direkam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/3). Saat itu CNNIndonesia.com juga berada di lokasi dan merekam ceramah ulama tersebut. Acara itu dihadiri sekitar seratus ulama dari berbagai daerah. Salah satu yang hadir yaitu pengurus Syariah Nahdlatul Ulama Manarul Hidayat.
Dalam video itu, ulama tersebut juga sempat berinteraksi dengan peserta. Ia sempat menanyakan apakah Hari Santri hingga tahlil ingin tetap ada.
"Panjenengan semua masih ingin Hari Santri? Majelis zikir berkumandang di Istana? Masih ingin budaya Nahdlatul Ulama dan Ahlussunnah berkembang di Indonesia?" tanya sang ulama.
"Masih," jawab peserta.
"Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih, 17 April yang akan datang semua kita jawab untuk memenangkan Kiai Ma'ruf Amin. Itu adalah jawaban, bagaimana menyelamatkan Ahlussunnah Wal Jama'ah dan bagaimana menyelematkan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya menambahkan.
"Amin," ditanggapi peserta.
Menanggapi beredarnya video itu, Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily menilai tidak ada yang salah dengan pernyataan itu. Ia menyebut sang ulama sama sekali tidak menyebut atau menjelekkan capres lain.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait hal itu, Ma'ruf mengatakan itu berita bohong atau hoaks.
"Ah itu hoaks itu, itu bohong saja, itu fitnah," kata Maruf usai seminar publik 'Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Kembalikan Uang Negara' di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (19/3) dilansir Kumparan.
Dalam video berdurasi sekitar 1 menit 25 detik itu, tampak hadir cawapres Ma'ruf Amin di tengah-tengah acara yang belum diketahui kapan dan di mana terjadinya. Sambil duduk, Ma'ruf nampak tengah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh salah satu ustaz.
Ma'ruf pun kembali membantahnya ketika dikonfirmasi terkait keberadaannya di video tersebut.
"Wah enggak ada, enggak ada. Pokoknya pilpres itu mencari pemimpin yang baik," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, anak Ma'ruf, Ahmad Syauqi, ikut menambahkan. Ia mengatakan Ma'ruf belum tahu video yang dimaksud. Menurutnya, Ma'ruf belum mengikuti perkembangan isu yang ada karena selepas debat cawapres.
"Ya ketika teman-teman menanyakan soal video, saya juga enggak hafal, Abah kebingungan juga karena belum tahu informasi apa-apa, karena barusan melakukan Safari," kata Ahmad dikonfirmasi secara terpisah. [Portal Bangsa]
Post Comment
Tidak ada komentar