Breaking News

Indonesia Sebagai Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghaffur, bisakah?


Agustin Pratiwi
Jama�ah AR-Fachruddin UMM

Mediaoposisi.com-Dalam kondisi menjelang pilpres 2019 yang begitu kompleks saat ini, tentulah Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam sangat mendambakan hidup di sebuah negara dimana Allah akan senantiasa melimpahkan Rahmat dan karunia-NYA.

Menjadikan Indonesia sebagai negara yang akan menjadi wasilah bergelimangnya kemakmuran negeri serta dilimpahkanya ampunan dari Ia sang Rabb Pencipta alam semesta merupakan cita-cita seluruh rakyat Indonesia.

Terciptanya kehidupan masyarakat yang damai, tentram, aman, segala kebutuhan hidupnya terpenuhi, dan negara yang siap sedia mengurusi segenap urusan rakyatnya.

Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya alamnya, bukanlah menjadi hal sulit untuk memberikan kemakmuran pada seluruh rakyat. Namun, amat disayangkan dalam pengurusannya hampir semua kekayaan yang di punya di lemparkan ke pihak asing.

Hal ini mengakibatkan tak sedikit rakyat Indonesia yang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi per harinya pun merasa kesulitan. Belum lagi urusan hunian yang layak, kesehatan, bahkan pendidikan, tak ada yang bisa menjamin pemenuhannya.

Melirik pada kebanyakan penduduk Indonesia yang seorang muslim, namun enggan mengambil aturan islam secara kaffah menjadi bukti bahwa tidak menonjolnya umat islam saat ini. Bahkan banyak ditemukan pihak keamanan �menyiduk� ulama ataupun tokoh yang menyuarakan islam kaffah. Lantas bagaimana bisa negeri ini menjadi negeri yang lebih baik jika aturan yang datang dari Sang Pencipta pun di lupakan?

Jika kita coba menengok sejarah peradaban islam silam, bisa kita simpulkan bahwa segala kejayaan yang di dapatkan negara adalah berkat karunia yang Allah turunkan dengan diterapkannya islam kaffah.

Islam berhasil memakmurkan seluruh warga negaranya, mencetak generasi pembangun peradaban, memajukan segala bidang keilmuan, bahkan dahulu negara islam menjadi kiblat perkembangan pendidikan dunia.

Allah telah menyebutkan dalam QS.Saba� ; 15 tentang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Yang artinya �Sungguh bagi kaum Saba ada tanda kekuasaan Tuhan di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun disebelah kanan dan disebelah kiri. Kepada mereka dikatakan �Makanlah oleh kalian dari rezeki yang dianugrahkan Tuhan kalian dan bersyukurlah kalian kepadaNYA. Negeri kalian adalah negeri yang baik dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Pengampun�.

Menurut imam Ibnu Katsir, ayat tersebut menceritakan betapa kehidupan di negeri Saba� (raja-raja negeri Yaman dan penduduknya) penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan serta kelapangan rezeki yang Allah limpahkan pada mereka.

Namun, ketika para penduduk meninggalkan seruan untuk men-tauhid-kan Allah semata dan  enggan bersyukur kepadaNYA, didatangkan banjir yang membuat mereka tercerai-berai ke banyak negeri.

Kita bisa memetik hikmah dari kisah diatas, segala kejayaan dan kenikmatan yang ada ialah karna karunia Allah semata. Meninggalkan ekonomi riba, menjauhi kehidupan sosial liberal-hedonis, serta mencegah kedzaliman oleh penguasa akan mengantarkan rakyat Indonesia menjemput kemerdekaan yang haqiqi.

Saat pintu kematsiatan di negeri ini ditutup rapat dan masyarakat kembali pada aturan Allah untuk memperbaiki tiap kerusakan, maka Allah akan membukakan lebar pintu ampunanNYA. Sudah seharusnya negara segera mengambil islam sebagai obat untuk memperbaiki segala kerusakan yang ada.

Dengan penerapan islam kaffah dimana masyarakat melaksanakan syariatNYA serta benar-benar kembali ke jalanNYA, memiliki baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur bukanlah hal yang hanya ada dalam angan-angan belaka. Jelas Allah akan melimpahkan segala kebaikan, kerberkahan, dan ampunannya, bahkan dengan penerapan islam kaffah akan mengantarkan negara menjadi negara yang paling makmur di dunia.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-nur ayat 55, yang artinya, �Dan Allah telah berjanji pada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amalan shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,

Dan sunggguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhoiNYA untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukarkeadaan mereka sesudah dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembahKu dengan tiada pempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.�[MO|ge]

Tidak ada komentar