Ibadah Dipolitisasi, Prabowo Diuntungkan, Jokowi Kena Batunya
Beritaislam - Beberapa hari terakhir publik mempersoalkan ibadah masing-masing calon presiden (capres) baik Jokowi maupun Prabowo.
Salah satunya ketika ibadah salat Jumat dipersoalkan hanya karena masing-masing ingin menonjolkan keislamannya.
Di media sosial sendiri tampak trending topic tagar #prabowojumatandimana.
Belum lagi ketika Takmir Masjid Agung Semarang mengeluarkan larangan bagi Prabowo salat Jumat di Masjid tersebut lantaran dikhawatirkan kampanye.
�Ada kelompok yang agaknya memang senang menggunakan issue ini untuk menyerang,� kata Ketua GNPF Ulama Kota Binjai Ustaz Sani Abdul Fatah, Sabtu (16/2/2019) malam.
Akibat dari hebohnya salat jumat Prabowo itu, lanjut Ustaz Sani, wartawan pun seakan kecolongan dengan salat jumat yang dilakukan petahana, Presiden Joko Widodo.
�Saking ramainya pemberitaan mengenai salat jumat Prabowo, petahan seakan menghilang dan tipis pemberitaan,� lanjut Ustaz Sani.
Cukup mengejutkan, lanjut Sani, ketika di satu pihak, pemberitaan serta pengawasan berlebihan dilakukan untuk memantau salat jumat sang penantang, Prabowo.
�Sangat terkejut kita, ketika salat jumat Prabowo yang pada pekan lalu masih dipertanyakan, eh pada Jumat (15/2) ini malah menyedot banyak perhatian. Bahkan diawasi ketat,� kata Sani heran.
Rasa terkejut itu, terang Sani, semakin menjadi-jadi tatkala di sisi yang lain, salat jumat yang dilakukan Jokowi malah diikuti kegiatan bagi-bagi sertifikat.
�Petahana sepi pemberitaan. Sekalinya diberitakan bagi-bagi sertifikat di masjid Bengkulu. KPU dan Bawaslu kemana?� kata Sani mempertanyakan.
�Nah, kalau sudah begini, siapa sebenarnya yang menjadikan masjid sebagai ajang politik . Siapa yang menjadikan tempat ibadah sebagai ajang kampanye?� tandas Sani.
Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo pada Jumat (15/2) melaksanakan salat Jumat di Masjid Raya Baitul Izzah, Bengkulu. Usai salat Jumat, Jokowi membagikan sertifikat tanah wakaf untuk rumah ibadah dan lembaga pendidikan di Bengkulu.[psid]
[news.beritaislam.org]
Post Comment
Tidak ada komentar