Eks Panglima NATO : Prabowo dan Erdogan Bisa Persatukan Negara Islam, AS Harus Waspada!
Wesley Clark, seorang jenderal NATO yang disegani dan sarat pengalaman tempur, berkunjung ke kediaman Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat.
Tokoh yang disegani dunia Internasional ini seolah ingin memberi tahu ke dunia, jika di Indonesia ada jenderal yang lebih hebat darinya. Yaitu Prabowo Subianto.
Menurut Clark, pengaruh Prabowo di dunia internasional bisa membuat negara Islam bersatu. Karena selama ini, hanya Presiden Turki Erdogan yang kerap vokal dan melindungi negara Islam yang tertindas.
Perpaduan Prabowo dan Erdogan diprediksi bakal membentuk blok baru, yaitu blok Islam. Hal tersebut bisa mengganggu hegemoni kekuatan AS.
Siapa sebenarnya Wesley Clark? Seperti apa jejak rekamnya?
Panglima NATO Jenderal Wesley Clark dalam wawancara dengan Democracy Now pada 2007 pernah membahas rencana ambisius pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden George W Bush terhadap sejumlah negara Timur Tengah.
Pada saat itu, kata Clark, sekitar sepuluh hari setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di New York, dia menemui Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld di Pentagon. Waktu itu seorang pejabat militer mengatakan kepada dia, Kementerian Pertahanan punya rencana terhadap Timur Tengah.
"Ini adalah memo yang menjelaskan tentang bagaimana kita (AS) akan menggulingkan tujuh negara dalam lima tahun, dimulai dari Irak, lalu Suriah, Libanon, Libya, Somalia, Sudan, dan akhirnya Iran," kata Clark menirukan si pejabat.
Dengan pernyataan Clark itu bisa diketahui, AS sesungguhnya sudah merencanakan penggulingan sejumlah rezim Timur Tengah jauh sebelum apa yang orang kenal sekarang dengan istilah "Musim Semi Arab" atau gelombang unjuk rasa yang berujung jatuhnya rezim di sejumlah negara Arab Timur Tengah.
Pengakuan Dari Jenderal Besar AS yang Paling Dihormati
Wayne Downing adalah seorang pensiunan Jenderal Bintang Empat yang paling dihormati dan disegani di Amerika Serikat.
Ketika terjadi perang Vietnam, Wayne Downing memimpin para prajurit Amerika Serikat bertempur dengan gagah berani dalam setiap titik-titik pertempuran di Vietnam. Prestasi-prestasinya menggempur bala tentara Vietnam dan membebaskan para tahanan prajurit Amerika yang disekap dan disiksa oleh para prajurit Vietkong membuatnya menjadi sosok yang paling disegani dan dihormati jasa-jasanya di negeri paman Sam itu.
Setelah perang Vietnam usai, Wayne Downing menjabat sebagai penasehat anti terorisme pada masa pemerintahan Presiden George Bush. Pada tahun 1990, Downing membentuk tim elit anti terorisme Amerika Serikat (semacam Densus 88 kalau di Indonesia).
Selain aktifitasnya sebagai penasehat anti terorisme, Downing juga adalah salah satu Instruktur di Fort Bragg, lembaga Pendidikan Militer di Amerika Serikat yang mencetak pasukan khusus para prajurit-prajurit dari negara-negara asing.
Wayne Downing mengakui bahwa dari semua prajurit negara asing yang ia latih di Fort Bragg, hanya dua prajurit yang paling menonjol prestasinya. Kedua prajurit tersebut adalah Abdullah II bin Al-Hussein, yang menjadi Raja Yordania, dan yang seorang lagi yaitu Prabowo Subianto, Komandan Pasukan Khusus dari Indonesia.
Kedua murid kebanggaannya itu diceritakan oleh Downing kepada Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington DC pada tahun 2009 yang silam.
Menurut Downing, kedua muridnya itu adalah siswa cemerlang yang paling menonjol daripada murid-muridnya yang lain. Yang paling berkesan bagi Downing adalah sosok Prabowo Subianto. Dimata Wayne Downing, Prabowo adalah sosok yang sangat idealis tentang negaranya, penuh percaya diri, dan selalu yakin akan masa depan negaranya.
Menurut Wayne Downing, selain cerdas, Prabowo adalah muridnya yang paling disiplin dan nyalinya paling tinggi ketika mengikuti pelatihan-pelatihan keras di Fort Bragg untuk menggembleng nyali bertempur. Selain itu, Prabowo selalu bergairah dan berapi-api ketika bercerita tentang negara Indonesia kepada siswa-siswa dari negara lain di Fort Bragg.
Post Comment
Tidak ada komentar