Breaking News

Doa Yang Mengancam Neno, Sani: Pendukung Sebelah Beraninya Sama Perempuan


Pejuang.Net -  Puisi yang dibacakan Neno Warisman dan dituduh sebagai sebuah doa yang mengancam adalah tafsir liar yang sengaja diarahkan oleh pendukung petahana untuk merusak keberhasilan Munajat 212 pada Kamis (21/2) lalu.

Selain itu, serangan itu juga dianggap sebagai sebuah persekusi kepada Neno Warisman secara pribadi.

"Menurut hemat kami, mencari kesalahan pada acara Munajat 212 kemarin adalah ciri-ciri orang yang panik dan takut kalah. mereka mencari apa saja untuk bisa dijadikan sasaran tembak, walaupun tak ada kesalahan," kata Ketua GNPF Ulama Binjai Ustaz Sani Abdul Fatah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (23/2).

Dikatakan aktivis 212 ini, doa yang dibalut puisi oleh Neno Warisman pada malam itu sama sekali tidak ada yang salah.

"Itu kan doa, dimana umat islam minta dimenangkan Allah agar keluar dari potensi dan ancaman diskriminatif. Ini kok tafsirnya malah mengatakan mengancam Tuhan," lanjut dia.

Menurut Sani, puisi Neno itu sengaja ditarik-tarik ke dalam wilayah politis, sehingga memungkinkan untuk lahir kembali pasal-pasal pidana.

Aktifis Satgas Anti Narkoba (SAN) ini juga mengatakan bahwa dalam riwayat, Nabi Muhammad juga pernah berdoa dengan nada yang dituduhkan pendukung petahana sebagai doa ancaman.

"Dalam perang Badar, disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah berdoa "Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR. Muslim). Itu sahih," lanjut dia.

Dalam hal lain kata Sani, serangan dan persekusi sering dialamatkan kepada Neno yang merupakan simbol dari kebangkitan emak-emak.

"Itu pendukung petahana beraninya sama Neno. Nampaknya pendukung sebelah memang senangnya menyerang perempuan," tandas Sani. (rmol)

Tidak ada komentar