Breaking News

Barangkali Dilan Adalah Pahlawan Nasional Sehingga Perlu Dimonumenkan

Pikiran Rakyat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana membuat Taman Dilan di Kota Bandung. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun meresmikan Sudut Dilan di sekitar GOR Saparua Kota Bandung.

Apa urgensi dari pembangunan Taman Dilan? Apakah Dilan tokoh berpengaruh dan merupakan pahlawan nasional hingga perlu dibuatkan tamannya?

Usai menghadiri Peringatan Perjuangan Pahlawan Nasional KH Zainal Mustafa dan Tasyakur Hari Jadi ke-92 Pesantren Sukamanah di Pondok Pesantren Sukamanah di Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Senin 25 Februari 2019, RK menilai pembangunan Sudut Dilan di Kota Bandung mempunyai manfaat dan menunjukkan keberpihakannya kepada pengembangan kebudayaan Jawa Barat.

Dengan nada meninggi, ?ia meminta media massa tak membentur-benturkan persoalan mana yang penting antara  kebudayaan kontemporer dan tradisi.

"Pertanyaanya memberi manfaat atau tidak, itu saja. Kalau memberi manfaat, kenapa tidak," kata Ridwan Kamil.



Sudut Dilan katanya hanya mengambil ruang sudut kecil dari sebuah taman besar yang bermanfaat guna memunculkan budaya literasi.

"Itu kan dari novel menjadi film dan sukses kan, enggak semua sukses. Jadi, kenapa diapresiasi, karena ada simbolis kesuksesan," ujarnya.

Saat disinggung bahwa ia lebih mengutamakan budaya kontemporer ketimbang tradisi atau kebudayaan lama, pendukung Jokowi itu mengatakan, "Kita bikin pusat budaya di Garut, kita bikin pusat budaya di Sumedang, di Ciamis, jadi budaya kontemporer juga dihargai, budaya tradisi juga dihargai," ucapnya seperti dilansir Pikiran Rakyat.

Sementara itu, Pengamat kebijakan publik dari Universitas Parahyangan Asep Warlan menilai penamaan "Dilan" di ruang publik tidaklah relevan. Setiap kita, kata dia, membuat bangunan monumental pasti ada peristiwa kesejarahannya bagi masyarakat setempat.

"Ada simbol sosiologis dan makna yang terkandung dari bangunan monumental tersebut," ucapnya.

Bila profil "Dilan" yang dilekatkan dengan bangunan atau hal-hal yang monumental, lanjut dia, dirasa tidak tepat bagi masyarakat Bandung. Asep tidak tahu apakah ini bagian dari upaya meraih simpati generasi milenial secara temporer.

"Kalau mau dalam konteks perfilman dan literasi, kenapa tidak dengan tokoh-tokoh Bandung Lautan Api, atau pahlawan seni dari Bandung. Bisa juga pahlawan olah raga. Bahkan pahlawan perempuan yang menempati ruang penting dalam kebudayaan Sunda dan Jawa Barat," ujar Asep.

Dilan, sosok fiktif dalam sebuah film dan novel. Ia digambarkan sebagai sosok yang pandai menggombal dan berantem. Di mata Ridwan Kamil yang juga bermain di film itu, Dilan barangkali adalah pahlawan nasional. Pahlawan menggombal.

Tidak ada komentar