Dukung Prabowo, Ernest dan Glenn Fredly Serang Postingan Kemal
Komedian dan aktor Kemal Palevi mengunggah foto dan tulisan kontroversial di Instagram terkait isu Pemilu Presiden 2019, Titiek, Prabowo, Soeharto. Postingan ini menuai beragam komentar pro kontra, termasuk dari Ernest Prakasa dan Glenn Fredly.
"Nah gini dong. Makasih Bu sudah dengar curhat kami," tulis pria kelahiran 1989 ini dalam keterangan gambar disertai tanda :')) (emoji menangis-tertawa) dan tagar "2019 Ganti Presiden".
Ernest Prakasa langsung meradang. Komedian dan sineas keturunan Tionghoa-Indonesia ini, menyebut pernyataan Kemal sebagai kelakar yang tidak pantas dan menyayangkan tindakan yang justru menyokong Presiden Soeharto.
"Becanda lu enggak lucu, Mal," tulis @ernesprakasa.
"Gue paham kok kenapa pos ini sensitif buat lo. Enggak apa-apa, kita cuma beda gaya saja. Intinya saling menghargai saja," balas Kemal disertai emoji senyum.
Di antara 100 lebih komentar dari warganet lain, Ernest menuliskan balasan lagi kenapa dia tidak sepakat dengan "candaan" Kemal.
"Sulit buat gue menghargai orang kayak lu yang follower-nya (pengikut di media sosial) banyak, tetapi bukannya ngasih edukasi baik ke anak muda, malah endorse Soeharto. Lo enggak semuda itu, Mal. Lo tau era Soeharto kayak gimana. Lo punya kapasitas untuk ngasih pengaruh baik, kenapa malah ngasih edukasi salah. Cuma menyayangkan � semacam 'sekadar mengingatkan',"
tulis Ernest disertai emoji cium.
Musisi Glenn Fredly ikut angkat berkomentar. Glenn bercerita kenapa era orde baru pimpinan Presiden Soeharto adalah "neraka" bagi penduduk kawasan Indonesia Timur. Dua di antaranya, kata Glenn, adalah monopoli cengkeh yang mematikan petani cengkeh Indonesia Timur dan persoalan tambang Freeport.
Glenn juga menyebut bahwa Prabowo tidak pernah berani "injakkan kakinya di Tanah Papua karena operasi militer yang pernah dipimpinnya".
"Kita berbeda pilihan, silakan, tapi tentang kejahatan masa lalu itu akan selalu diingat oleh orang Indonesia Timur. Satu lagi, sahabar baik gue, Ucok Munandar Siahaan hilang sampai hari ini tanpa ditemukan jasadnya dari tahun 1998. Sekali lagi, berbeda pilihan, silakan, tapi bodoh, jangan!"
tulis @glennfredly309.
Dalam postingan berikutnya, setelah membagi sepotong video wawancara dengan Cawapres Ma'ruf Amin, Kemal menuliskan alasan kenapa dia ikut menyuarakan aspirasi politik kepada publik. Dia menanggapi komentar seorang warganet, yang berharap Kemal lebih baik berkarya saja, tidak perlu terlibat dalam urusan politik.
Kemal mengaku awalnya dia tidak peduli dengan politik negara. Namun dia berubah pikiran, salah satunya karena obrolan dengan temannya mengenai pentingnya kontribusi setiap individu dalam Pemilu. Dia juga menyebut satu cerita tentang Pemilu AS yang sudah kerap berseliweran.
"Emang lo mau, Mal, kayak Amerika, bangun-bangun, Presidennya sudah Donald Trump? Gue sih ogah," tulis Kemal mengulang cerita temannya.
"Semua harus melek politik biar enggak dibodohi. Buat siapa pun yang mau menunjukkan memilih Capres yang mana, tunjukkan saja, enggak usah takut. Terus kasih tahu kelebihan Capres yang lo pilih apa, supaya orang-orang mantap mau pilih siapa. Enggak usah mikir mau itu dibenci sampai gimana, ini yang memilih satu Indonesia soalnya, Sabang sampai Merauke," lanjut Kemal.
Lebih lanjut, Kemal menyebut bahwa postingan dukungan di media sosial, baik kepada Joko Widodo maupun Prabowo, pasti akan mendapat kontra. Dia berharap para pemilih tidak golput.
Post Comment
Tidak ada komentar