Breaking News

Soal Muslim Uighur, Presiden RI: Saya Harus Berfikir Dua Kali Sebelum Menyinggung Cina


OPERAIND- Kedekatan pemerintah dengan China dianggap menjadi salah satu ganjalan sehingga Indonesia tak cukup vokal mengecam Negeri Tirai Bambu atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang.

Sejumlah pengamat menangkap sinyal bahwa Indonesia kurang lantang merespons persekusi China atas suku minoritas Muslim ini karena Presiden Joko Widodo hingga saat ini masih belum mau bertindak soal Uighur.



loading...



Peneliti Kebijakan Luar Negeri dan Politik Asia Tenggara dari International Institute for Strategic Studies (ISS), Aaron Connelly, menganggap isu Uighur ini sensitif bagi publik Indonesia sehingga Jokowi tak bisa cepat bertindak.

Saya akan berpikir dua kali sebelum menyinggung China soal ini di depan publik, salah satunya karena kerja sama ekonomi terutama modal Beijing yang cukup besar tertanam di Indonesia ujar Presiden Jokowi.

Pengamat menganggap Jokowi masih ingin menarik lebih banyak inisiatif China untuk bekerja sama dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Menurut pengamat, hal itu tak mungkin dilakukan jika China merasa tersinggung dengan Indonesia.

Baca Juga: JK: Muslim Uighur Itu Teroris!! Mereka Pernah Ikut Perang Membantu Santoso Di Poso

Selain isu ekonomi, permasalahan sektarian di Indonesia juga menjadi salah satu batu ganjalan Jokowi tak bisa lantang merespons China dalam kasus Uighur ini.



loading...



Pengamat mengatakan perpecahan sosial dan kemunculan sentimen terhadap etnis China-Indonesia dari kaum konservatif-Muslim benar-benar mempengaruhi politik domestik selama dua tahun terakhir, terutama ketika gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu.

"Jokowi sangat ingin mencegah hal apa pun yang bisa memicu kemarahan Muslim terhadap warga Indonesia keturunan China," tutur Connelly sang pengamat.

Baca Juga: Makin Banyak Orang Gila, GP Ansor: Ngakunya Bela Muslim Uighur, Tapi Teriaknya "Ganti Presiden"

Selain itu, pengamat menganggap karakter politik luar negeri Indonesia yang secara historis memang tak pernah langsung campur tangan urusan dalam negari negara lain membuat Jakarta tak sepenuh hati merespons isu Uighur.

Lebih lanjut, pengamat menganggap satu-satunya hal yang bisa dilakukan Jokowi adalah lebih sering berdialog dengan China terkait situasi di Xinjiang.

[Foto: Muslim Uighur dipukuli oleh militer Cina/9uty.Agung]

"Salah satu contohnya adalah Jokowi bisa merespons isu Xinjiang sama seperti ketika Indonesia menanggapi krisis kemanusiaan yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar.

Jokowi berusaha berdialog dengan Myanmar soal ini meski tetap menekan Aung San Suu Kyi secara tegas dan usahanya itu tak berdampak signifikan (terhadap isu Rohingya)," kata Connelly sa Selanjutnya....


Tidak ada komentar