Kapitalisme Sumber Masalah Keluarga, Bukan Poligami
Oleh: Eti Sudarti (Pemerhati Masalah keluarga dan generasi)
Narasi serangan terhadap hukum poligami sebagai bagian dari syariat Islam terus bergulir, mulai dari pernyataan bahwa poligami bukan ajaran Islam, sampai kepada tuduhan bahwa poligami sumber masalah yang mendzalimi kaum perempuan. Bahkan Imam Masjid Istiqlal pun ikut menambah panjang deretan penolakan terhadap poligami, (lihat �https://www.jpnn.com/news/imam-besar-istiqlal-sebut-poligami-sumber-ketidakadilan). Ini adalah tuduhan yang tidak bertanggungjawab, tuduhan yang mengada-ada tanpa landasan fakta dan data.
Mari kita cermati data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung tahun 2017, Penyebab perceraian tertinggi se Indonesia adalah Perselisihan yang terjadi terus menerus yaitu sebesar 152.575, urutan kedua disebabkan permasalahan ekonomi sebesar 105.266. sedangkan perceraian yang disebabkan poligami sebesar 1.697, dibawah karena mabuk sebesar 4.246 dan karena dipenjara sebesar 4.858. Sungguh tidak adil jika menjadikan poligami penyebab kerusakan keluarga dan penyebab kedzaliman bagi para wanita.
Perselisihan yang terjadi terus menerus, merupakan penyebab tertinggi permasalahan keluarga hingga terjadi perceraian. Hal ini disebabkan karena tidak ditemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi, karena motivasi berkeluarga hanya untuk kepentingan duniawi, miskin visi dan jauh dari tuntunan agama.
Permasalahan ekonomi ada di urutan kedua terbesar penyebab perceraian. Ketidakmampuan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, menimbulkan tingkat stressing yang tinggi bagi anggota keluarga terutama para perempuan. Ditambah lagi dengan solusi pemberdayaan ekonomi perempuan yang semakin menjauhkan para istri dari fitrahnya sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga. Alih-alih menyelesaikan masalah keluarga, justru malah menambah masalah yang semakin rumit hingga seringkali berakhir dengan perceraian
===
Kenapa Poligami diserang?
Poligami diserang karena ditengarai mereka benci Islam, dan narasi serangan terhadap Islam akan terus berlanjut. Poligami hanyalah satu perkara, yang saat ini mereka anggap sebagai titik lemah bagi kaum muslimin, setelah narasi terorisme dan intoleran tidak membuahkan hasil seperti yang mereka harapkan. Mereka mengira, kaum muslimin terutama para muslimah akan ikut menolak kemubahan poligami, yang berarti telah menolak syariat Islam, dan menggoyahkan tatanan keluarga muslim yang berdasarkan syariah, dan pada akhirnya narasi Kapitalisme akan masuk ke rumah-rumah keluarga muslim.
Maka, kekuatan terkecil kaum muslimin yaitu keluarga akan sirna, sehingga harapan lahirnya generasi muslim yang tangguh pun ikut lenyap.
Mereka salah, jika menganggap kaum muslimah akan terperangkap dalam narasi yang mereka lontarkan. Muslimah saat ini sudah cerdas, mereka senantiasa beriman kepada Rabb-Nya, mereka faham aturan Allah adalah aturan yang terbaik. Kemubahan poligami tidak memaksa siapapun untuk melakukan poligami, dan tidak menghalangi siapapun yang menginginkan poligami.
Kaum muslimah sudah mengerti bahwa jika ada kedzaliman dalam poligami, bukan karena Allah membolehkan poligami, namun karena tidak dijalankannya Syariat Islam dalam kehidupan rumah tangga, baik bagi pelaku poligami maupun pelaku monogami.
Sumber masalah itu bukan poligami, tapi pengingkaran terhadap Syariat Islam yang dilakukan para suami maupun para istri, akibat hempasan Ideologi Kapitalis.
===
Mengakhiri Narasi Para Pembenci
Narasi serangan terhadap Islam tidak akan pernah hilang selama kaum muslimin tidak punya kekuatan berimbang, yang mampu menghentikan sikap jumawa para pembenci Islam. Butuh kekuatan politik yang besar, persatuan yang kokoh, dengan pelaksanaan syariah yang kaafah dalam bingkai Khilafah sehingga mampu mengangkat wibawa kaum muslimin sebagai umat terbaik. Tanpa ada celah bagi para pembenci untuk menciptakan sebuah narasi.(MuslimahID)
Tidak ada komentar