Breaking News

Kisah Pria Asal Pekalongan yang Nekat Pergi ke Mekkah untuk Beribadah Haji dengan Berjalan Kaki, Sempat Sakit dan Menginap di Tempat Ibadah Agama Lain


Benar kata orang, dimana ada kemauan di situ ada jalan.

Hal ini dipraktikkan sendiri oleh permuda bernama Mochammad Khamim yang berlelah-lelah berjalan kaki ribuan kilometer untuk beribadah haji.

Ia tidak naik pesawat seperti orang pada umumnya, tapi dengan berjalan kaki.

Ia juga bukan orang sembarangan karena menjadi lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Negeri Semarang.

Ia sendiri pamit dari kampung halaman di Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan pada 28 Agustus 2016 lalu.

Tekadnya hanya satu, berjalan kaki sampai ke kota Mekkah.

Ia tidak mempedulikan panas dan hujan, melintasi batas beberapa negara sampai akhirnya menuju Mekkah.

Tak jarang Khamim harus istirahat di masjid, menumpang di rumah orang yang ditemui, atau bermalam dalam hutan di berbagai negara.

Khamim pun sering bermalam di rumah ibadah agama lain.

Ia mengaku mendapat sambutan yang baik serta toleransi yang sangat bagus meski harus bermalam di rumah ibadah agama lain.

Khamim menargetkan akan tiba di Kota Mekah tanggal 30 Agustus 2017 atau sebelum Wukuf.

Hal itu berarti ia harus berjalan kaki selama 1 tahun untuk naik haji dengan menempuh 9 ribu kilometer dan melintasi banyak negara.

Namun Khamim ternyata lebih cepat sampai di Kota Mekah dari waktu yang diperhitungkan.

Dalam postingan di Facebook, Kamis 27 Juli 2017 dia berfoto dengan background Ka'bah di Masjidil Haram.

Saat kondisi fisiknya baik, ia dapat menempuh perjalanan sepanjang 50 kilometer.

Sementara saat merasa kakinya kelelahan, Khamim hanya mampu berjalan sekitar 15 kilometer.

Selama perjalanan dari Pekalongan ke Tanah Suci, Khamim dua kali mengalami sakit, yaitu ketika di Malaysia dan India.

Ia tidak meminum suplemen khusus, melainkan campuran air dan madu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dari perubahan cuaca di negara-negara yang dilalui.

Perbekalan yang Khamim bawa yaitu hanya kaos dan celana, dua pasang sepatu, kaus kaki, pakaian dalam, kantung tidur dan tenda, lampu, telepon pintar dan GPS.

Seluruh perlengkapan dimasukkan dalam sebuah ransel besar yang di luarnya terpasang sebuah bendera mini Indonesia, Merah Putih.

"I'm on my way to Mecca by foot," bunyi tulisan yang terpampang di kausnya.

Bukan tanpa maksud, Khamim ingin memberi pesan kepada orang-orang yang ditemui di perjalanan tentang misinya menuju Mekah.

Bupati Pekalongan saat itu, Asip Kholbihi, menegaskan perjalanan haji Khamim berstatus resmi atau legal.

Semua perizinan dipenuhi dan lengkapi dengan baik oleh Khamim.

Paspor dan visa semua lengkap sudah diurus.

Khamim bahkan mendapatkan surat rekomendasi dari Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan untuk beribadah haji lewat jalur darat.

Sekian,Wassalam.....

Tidak ada komentar