Breaking News

Isteri Lagi ngidam, Suami Panjat Pohon Kelapa Terjatuh Ketinggian 10 Meter Hingga Buatnya Lumpuh


Saat usia kandungan bu Ani memasuki 3 bulan, ia tiba-tiba ngidam untuk minum air kelapa muda. Hal itupun ia sampaikan kepada sang suami.

�Pak, kayaknya dedek lagi pengen kelapa muda nih.. enak kayaknya seger..�

�Ibu kepengen? Iya besok bapak manjat ya dari pohon, kalo sekarang mah udah sore bu, keburu gelap..�

�Yaudah iya pak, gak apa-apa, besok aja. Aku nunggu bapak pulang aja ya, makasih ya pak��

.

Keesokan harinya sepulang dari kebun kopi tempatnya bekerja, pak Suhada jalan menuju rumah sambil berbahagia. Senyum penuhi wajahnya, membayangkan beberapa bulan lagi, ia akan menimang sang anak yang sudah didambanya selama 2 tahun. 


�Saya akan jadi ayah��, ucapnya sambil terus tersenyum.


Setelah menemukan pohon kelapa,  ia langsung memanjat tanpa ragu. Pijakan demi pijakan, kini ia sudah bisa melihat ada beberapa butir kelapa yang akan ia bawa pulang tuk sang istri yang menunggu di rumah.

Namun, Allah berkehendak lain. Ketika hampir sampai puncak, ada lebah yang terbang di sekitar wajah pak Suhada. Ia pun panik dan sibuk menghalau sengatannya. Tak sengaja, kakinya terpeleset dari batang pohon yang cukup licin itu. 

Dan seketika, ia sudah terbaring di tanah, hampir hilang kesadaran. Terjatuh dari ketinggian 6 meter, buatnya tulang pinggangnya patah.

Sementara di rumah, Bu Ani menunggu sang suami yang akan pulang  membawa kelapa muda.

Ia langsung berlari ketika ada suara ketukan pintu. Namun, yang ada bukan suaminya, melainkan seorang tetangga yang membawa kabar bahwa suaminya ditemukan terjatuh di dekat pohon kelapa.

Bukan main hancur rasanya hati bu Ani melihat keadaan suaminya yang sedang ditangani tim medis dan akan dibawa dengan ambulans ke puskesmas terdekat.


Ternyata, selain patah tulang, Pak Suhada juga divonis cedera saraf, sehingga setengah badannya (dari pinggang sampai kaki) lumpuh, tak bisa digerakkan.
Bu Ani merasa sangat bersalah, karena ingin memenuhi permintaannya, sang suami malah jadi tertimpa musibah dan berakhir fatal.

Tapi Pak Suhada tetap berusaha menghibur sang istri. 

�Sudah gak apa-apa bu, yang namanya musibah kan kita gak tahu.. ibu ikhlas yaa..�, ujar Pak Suhada


Keterbatasan ekonomi buatnya tak bisa lanjutkan pengobatan. Ia terpaksa dirawat seadanya di rumah oleh sang istri. Apalagi setelah lumpuh, Suhada tak lagi bisa bertani kopi. Mereka menumpang dan ikut makan di rumah pamannya.

Karena hanya bisa terbaring di kasur selama lebih dari 5 bulan, kini punggung Suhada mengalami luka tekan (Ulkus decubitus) yang cukup dalam, seperti lubang. Luka tersebut dapat terus melebar, bahkan membusuk jika tak diobati.

�Selama ini cuma saya obatin seadanya, ditutup kasa dan perban. Tapi ternyata makin lama, luka itu makin parah dan melebar.. gak hanya darah, kadang pun keluar nanah..

Ya Allah.. saya pengen sekali bawa suami saya supaya diobati yang layak, tapi gak punya uang sama sekali, dan sekarang keadaan saya lagi hamil gede dan gak mampu untuk kerja cari nafkah..� � Bu Ani


Satu harapan bu Ani, yaitu agar suaminya yang sebentar lagi akan jadi bapak, bisa segera pulih dan kembali mampu berdiri tuk gendong sang anak.

Tidak ada komentar