Breaking News

Jika Ingin Menang Pilpres 2019, Effendi Simbolon Sarankan Jokowi Blusukan Sejak Subuh


Garda Keadilan - Politisi PDI-P Effendi Simbolon menilai menurunnya elektabilitas pasangan petahana Jokowi-Ma"ruf Amin akibat kesalahan pengelolaan cara kerja tim kampanye di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma"ruf.

Menurut Effendi, Jokowi selama ini terlalu banyak mengikuti acara seremonial seperti deklarasi-deklarasi dan kurang bersentuhan dengan masyarakat secara langsung.

"Cara kerja tim kampanye belum efektif, hanya efektif dipermukaan saja, terlalu banyak acara deklarasi-deklarasi, bersentuhan dengan masyarakatnya kurang bersentuhan dengan rakyat secara langsung," kata Effendi di Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Dia pun menegaskan, jika ingin memenangi Pilpres April 2019, Jokowi selaku petahana harus mengembalikan cara kampanyenya seperti pada Pilkada DKI dan Pilpres 2014 lalu, yakni blusukan.

Menurut Effendi, saat ini Jokowi terlalu banyak dikendalikan oleh "Tim Skoci" yang mengatur protokoler dan agenda kampanyenya, yang kebanyakan menghadiri acara-acara deklarasi.

"Sudah tingggalkan saja acara deklarasi-deklarasi itu dan mengandalkan para caleg itu tidak efektif. Sekarang efektif 20 hari lagi, Pak Jokowi harus blusukan lagi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat," katanya.

Selain itu, Anggota Komisi I DPR dari F-PDIP ini berharap agar Jokowi mengefektifkan "Tim Kapal Besar" yang ada seperti PDIP untuk bekerja secara maksimal dalam 20 hari terakhir kampanye.

"Gunakan partai seperti PDIP itu kapal besarnya,  relawannya malas semua dan jangan mengandalkan "Tim Skoci. Dan kata pamungkasnya adalah Jokowi blusukan, itu antitesanya Jokowi blusukan," katanya.

Jokowi dinilainya seperti kehilangan figur, padahal Jokowi memiliki ciri khas sendiri yang telah memenangkannya pada Pilkada DKI 2017 lalu dan Pilpres 2014.

Upaya untuk mengubah citra Jokowi, melalui acara seremonial-seremonial justru malahan menggerus popuritasnya.

"Disebelah trennya naik, sementara di kita malahan turun, ini harus di waktu yang tersisa. Prabowo itu tidak bisa diatur, sering berbuat kesalahan, tapi kok naik terus. Kembalikan Jokowi seperti "Satria Pingit"," katanya.

Paling tidak menurutnya, dalam 20 hari mendatang Jokowi harus mengaktifkan kampanyenya melalui blusukan di Jawa Barat dan DKI. Jika perlu masuk gorong-gorong lagi seperti dulu, dan tinggalkan acara-acara yang bersifat seremonial.

"Masyrakat merindukan Jokowi seperti yang dulu, apa adanya, tidak diatur-atur. Saya masih optimis, kalau Pak Jokowi mau blusukan lagi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat akan memenangi Pilpres," katanya. 

Effendi menambahkan, dengan blusukan Jokowi bisa mendengar secara langsung permasalahan dan keluhan yang dihadapi masyarakat. Keluhan-keluhanan tersebut, nantinya akan dicarikan solusi untuk diatasi di masa periode kedua kepimpinannya.

"Sekali lagi saya katakan antitesanya adalah blusukan, senjata pamungkas Pak Jokowi kalau menang adalah blusukan, kalau perlu mulai dari subuh," tandas Effendi Simbolon. [teropongsenayan.com]

Tidak ada komentar