Breaking News

4 Presiden di Negara Ini Pilih Mundur Karena tak Mampu Mengelola Negaranya dengan Baik


Beritaislam - Mengurus negara bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi jika dalam negara itu tengah mengalami persoalan ekonomi. Efeknya guncangan politik dipastikan akan terjadi. Seringkali implikasinya adalah banyak desakan mundur pada presiden negara tersebut.

Banyak contoh kasusnya. Beberapa presiden di belahan dunia memilih mengundurkan diri karena tak mampu mengelola negara dengan baik. Pemicunya karena persoalan krisis ekonomi.

Berikut ini daftar presiden di beberapa negara yang memilih mengundurkan diri karena masalah ekonomi:

1. Presiden Kazakhstan



Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengundurkan diri Selasa (19/3) lalu. Padahal Nursultan sudah 78 tahun menjadi orang nomor satu di Kazakhstan sejak menjadi bagian Uni Soviet April 1990 lalu.

Sebelum mundur, Nursultan sudah memfokuskan diri terhadap reformasi ekonomi dan menentang demokratisasi sistem politik. Ia juga sempat memecat beberapa pejabatnya karena ekonomi yang tak tumbuh.

Ekonomi Kazakhstan memburuk karena sulit memulihkan keadaan pasca harga minyak menukik tahun 2014. Kemudian sanksi negara Barat terhadap Rusia dan mitra dagang utama menambah buruk keadaan.


2. Presiden Zimbabwe




Kondisi Zimbabwe sangat buruk di bawah kepemimpinan Robert Mugabe. Tahun 2016 lalu, Mugabe menyebut Zimbabwe terkena sanksi ekonomi hingga kesulitan membayar gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun beberapa orang mengkritik, kesulitan ekonomi Zimbabwe disebabkan pemerintahan Mugabe yang korupsi. 

Tak hanya itu saja, tahun 2015 lalu, uang ratusan triliun dalam mata uang dolar Zimbabwe tidak bernilai. Bahkan, 100 triliun dolar Zimbabwe disebut tidak cukup untuk membayar ongkos bus untuk satu pekan.

Karena masalah ini, masyarakat Zimbabwe meminta Mugabe mengundurkan diri. Sempat terjadi kudeta tahun 2017 lalu. Akhirnya Mugabe mengundurkan diri pada 22 November 2017. 

Mugabe menyampaikan pengunduran dirinya lewat surat dan mengatakan alasan dirinya lengser demi 'kesejahteraan rakyat Zimbabwe dan pemindahan kekuasaan secara damai lebih penting'.

3. Presiden Argentina



Tahun 2001 lalu, Fernando De la Rua mengundurkan diri dari jabatannya Presiden Argentina. Pengunduran diri De la Rua ini menandai babak baru dalam sejarah empat tahun krisis ekonomi di Argentina. Krisis ekonomi telah membawa Negeri Tango itu ke tepi jurang kehancuran akibat utang luar negeri yang sangat besar. 

Sampai saat pengunduran dirinya, De la Rua baru menjalani setengah dari masa pemerintahannya selama empat tahun. Ia terpilih sebagai presiden pada 24 Oktober 1999 dengan janji mengakhiri korupsi yang meluas dan mismanajemen ekonomi dari pemerintahan mantan Presiden Carlos Menem.

De la Rua dianggap gagal menjalankan programnya, terutama setelah Argentina mencapai titik puncak resesi ekonomi, ketika angka pengangguran mencapai lebih dari 18 persen dan utang luar negeri mencapai USD 132 triliun.


4. Presiden Afrika Selatan


Jacob Zuma mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Afrika Selatan pada 15 Februari 2018. Hal itu dia lakukan setelah mendapat perintah dari partai paling berkuasa di negaranya, African National Congress (ANC). Awalnya ia tak setuju dengan keputusan ini, tapi akhirnya ia lakukan juga. 

Pengunduran dirinya terkait dengan kondisi ekonomi di Afrika Selatan. "Keputusan ini memberikan kepastian kepada rakyat Afrika Selatan saat tantangan ekonomi dan sosial di negara ini membutuhkan tanggapan dengan segera," kata Sekretaris Jenderal ANC, Jessie Duarte.

Dengan berakhirnya jabatan Zuma, maka berakhir pula masa kepemimpinan yang penuh skandal. Sepanjang karirnya sebagai presiden, Zuma dikenal sebagai pemimpin yang berlidah tajam, sering menyalahgunakan kekuasaan, dan melakukan korupsi. Dia juga disebut-sebut sebagai penyebab dari gejolak politik dan penurunan ekonomi negara Afrika Selatan.



[news.beritaislam.org]

Tidak ada komentar